Ihsg Ambruk 2% Lebih, Sentuh Level Terendah Sejak 24 Juni 2024

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk lebih dari 2% pada akhir perdagangan Kamis (6/2/2025), di tengah respons pasar mengenai rilis info pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 dan aliran deras biaya asing nan keluar dari pasar keuangan.

HSG ditutup ambruk 2,12% ke posisi 6.875,54. IHSG terkoreksi ke level psikologis 6.800 dan menyentuh level terendahnya sejak perdagangan 24 Juni 2024 lalu.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 13 triliun dengan melibatkan 20 miliar saham nan beranjak tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 176 saham menguat, 428 saham melemah, dan 196 saham stagnan.

Secara sektoral, bahan baku, keuangan, dan industri terkoreksi lebih dari 2% dan membebani IHSG paling besar di akhir perdagangan hari ini. Adapun ketiganya terkoreksi masing-masing 2,43%, 2,24%, dan 2,14%.

Sejalan dengan sektor finansial nan menjadi salah satu penekan terbesar IHSG, saham-saham perbankan raksasa mendominasi penekan IHSG, ialah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencapai 37,6 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 26 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 11,5 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 7,6 indeks poin.

Selain perbankan raksasa, ada saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sebesar 11,9 indeks poin, PT Astra International Tbk (ASII) sebesar 8,5 indeks poin, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebesar 6,9 indeks poin.

IHSG ambruk lebih dari 2% dan kembali ke level psikologis 6.800, seiring dengan kembali derasnya arus biaya penanammodal asing nan ke luar dari pasar modal RI.

Tercatat pada perdagangan kemarin, asing membukukan tindakan jual bersih (net sell) Rp 512 miliar, dengan total biaya asing keluar sejak awal tahun mencapai Rp 4,91 triliun.

Di lain sisi, tindakan jawaban China terhadap perang tarif Amerika Serikat (AS) nan sempat menggemparkan bumi pada awal pekan ini tetapi ditunda hingga sebulan kedepan juga menjadi sentimen negatif, meski semestinya perihal ini menjadi sentimen positif.

China bakal mengenakan tarif alias bea masuk 15 persen untuk impor batu bara dan gas alam cair (LNG) dari Amerika Serikat sebagai jawaban mulai berlakunya kebijakan tarif impor nan diterapkan pemerintahan Donald Trump untuk barang-barang impor dari China.

Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China menyatakan tarif itu bakal bertindak mulai 10 Februari 2025.

"Tarif tambahan sebesar 15 persen bakal dikenakan ke batu baru impor dan gas alam cair nan berasal dari Amerika Serikat," demikian rilis resmi badan itu pada Selasa (4/2), dikutip dari AFP.

Mereka juga mengumumkan bakal ada tarif 10 persen ke impor minyak mentah, mesin pertanian, kendaraan berkapasitas besar, dan truk pikap dari AS.

Kementerian Keuangan China menyatakan kebijakan tersebut sebagai respons terhadap "kenaikan tarif sepihak" dari AS.

"[Keputusan AS] sangat melanggar patokan Organisasi Perdagangan Dunia, tak menyelesaikan masalah sendiri, dan mengganggu kerja sama ekonomi dan perdagangan normal antara China dan AS," demikian rilis Kemenkeu China.

China juga mengumumkan penyelidikan terhadap Google. China bakal menyelidiki perusahaan teknologi AS tersebut atas dugaan pelanggaran antimonopoli, menurut pernyataan singkat dari Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar.

Dikutip dari Reuters, kebijakan tarif impor China ini muncul usai AS menetapkan tarif impor 10 persen ke Kanada, Meksiko, dan China. Pada hari ini, Trump menangguhkan kebijakan ini untuk Meksiko dan Kanada, tapi tidak untuk China.

Semula Trump dijadwalkan untuk melakukan panggilan telepon dengan Presiden China Xi Jinping pada hari ini, tapi kemudian rencana ini dibatalkan setidaknya hingga akhir pekan.

Selain itu, tampaknya pasar condong merespons kecewa terhadap info pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 nan terpantau lebih rendang dari 2023 apalagi 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2024 (year on year/yoy)yang tumbuh sebesar 5,02%. Secara setahun penuh (2024) ekonomi hanya tumbuh 5,03%. Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 adalah nan terendah dalam tiga tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut juga jauh di bawah sasaran pemerintah di APBN 2024 sebesar 5,2%. Kendati demikian, ekonomi tetap tumbuh di level historisnya ialah 5% di tengah kencangnya rumor pelemahan daya beli.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan komponen pengeluaran nan berkontribusi besar ke PDB adalah konsumsi rumah tangga (RT) dengan kontribusi 53,71% nan tumbuh 4,98%. Kemudian, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) alias investasi mencatat kontribusi sebesar 30,12% dan pertumbuhannya mencapai 5,03%.

"Jika dilihat dari sumber pertumbuhan kuartal IV-2024 konsumsi rumah tangga tetap menjadi sumber pertumbuhan pada sisi pengeluaran ialah sebesar 2,62%," ujar Amalia dalam konvensi pers BPS, Rabu (5/2/2025).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 tampak tumbuh di kisaran 5%, namun jika ditelisik lebih dalam, kondisi ini tidak sepenuhnya baik lantaran periode 2024 ada pemilihan presiden (pilpres) di awal tahun kemudian dilanjutkan dengan momen pemilihan kepala wilayah (pilkada) di akhir tahun.

Maka dari itu, cukup besar angan bahwa dengan momen krusial tersebut dan angan untuk dapat meningkatkan konsumsi masyarakat secara signifikan nan berujung pada tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia sangatlah besar. Namun takdir berbicara sebaliknya.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia setahun penuh pada 2022 dan 2023 tercatat lebih tinggi dibandingkan 2024 ialah masing-masing sebesar 5,31% dan 5,05%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Emas Makin Berkilau, Saham Emitennya Ikut Melambung?

Next Article Asing Masih Kabur dari RI, IHSG Ambles 1% Lebih di Sesi I

Selengkapnya