Ihsg Ambruk 1,22%, Para Analis Kompak Sebut Ini Penyebabnya

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di area merah pada pembukaan perdagangan Jumat (14/3/2025). Pada pembukaan perdagangan IHSG ke posisi 6.647,41. Namun, 2 menit berikutnya turun 1,22% alias 81 poin ke level 6.566,2.

Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, tekanan pasar modal Indonesia disebabkan oleh sejumlah aspek baik domestik maupun global. Menurutnya, dari domestik berangkaian dengan kondisi makro ekonomi nan tercermin dari info APBN nan mengalami defisit Rp 31 triliun.

"Masih kondisi makro domestik, (APBN) Februari menunjukkan penurunan nan signifikan daripada penerimaan," ujarnya saat dihubungi oleh detikai.com, Jumat (14/3).

Seperto diketahui, pada bulan Februari 2025 tercatat defisit Rp31,2 triliun alias 0,13% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pendapatan negara hingga akhir Februari 2025 mencapai Rp316,9 triliun. Sementara itu, shopping negara dalam dua bulan pertama adalah Rp348,1 triliun alias 9,6% dari sasaran APBN.

Pendapatan negara hingga Februari 2025 ambruk, baik dari pendapatan pajak alias non-pajak (PNBP). Pendapatan pajak apalagi jeblok 30% dibandingkan tahun lalu.

"Mengindikasikan adanya terjadi sinyal perlambatan ekonomi kita," imbuhnya.

Sementara dari aspek luar negeri, lanjutnya, tetap mengenai perang jual beli atas kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. "Saya amati mengenai trade war 2.0. Trump bakal menerapkan tarif 200 % untuk produk-produk alkohol dari Eropa," ungkapnya.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga kembali menyentuh level Rp 16.045. Hal tersebut membikin pelaku pasar bersikap wait and see. "Ini juga lantaran hari Jumat ya," imbuhnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus nan mengatakan anjloknya IHSG berasal dari info APBN nan kudu diperhatikan. "Terlebih lagi ketika pendapatan negara kita turun 20,85%. Dari sisi penerimaan pajak sajak turun 30,19%," ungkapnya.

Sementara dari aspek eksternal juga mengenai dengan perang tarif nan semakin meningkat. Khususnya antara Amerika dengan Eropa. Selain itu tensi geopolitik nan semakin meningkat antara Rusia.

"Hal ini nan mengkhawatirkan di tengah situasi dan kondisi nan ada saat ini.. Sehingga membikin IHSG kita mengalami penurunan, meskipun di pasar saham area Asia tetap mengalami kenaikan," pungkasnya.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Boy Thohir Dukung Aturan Buyback Saham Tanpa RUPS

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Selengkapnya