Hidrogen Hijau Jadi Andalan Baru Transisi Energi Bersih Indonesia

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) siap memenuhi kebutuhan Green hydrogen (hidrogen hijau) untuk mendukung daya keberlanjutan masa depan Indonesia. Komitmen ini diperkuat dan telah diwujudkan melalui akomodasi ekosistem hidrogen mulai dari hulu hingga hilir nan dikembangkan korporasi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemanfaatan hidrogen sebagai sumber daya bersih nan dijalankan secara komprehensif menjadi salah satu langkah Indonesia tetap berkomitmen mencapai sasaran emisi nol bersih alias (Net Zero Emissions) pada tahun 2060.

"Buktinya bahwa Bapak Presiden Prabowo telah mencanangkan Asta Cita, berbincang tentang kedaulatan swasembada energi, di dalamnya terdapat daya hijau, daya baru terbarukan dan hidrogen merupakan bagian daripada visi besar Bapak Presiden," kata Bahlil, ditulis Sabtu (19/4/2025).

Di kesempatan terpisah, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan bahwa hidrogen hijau merupakan hasil penemuan PLN nan menjadi solusi di tengah tantangan transisi daya untuk mencapai sasaran Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 dan keberlanjutan daya indonesia.

"Hidrogen hijau ini karya enjiner PLN Grup nan sumbernya dari dalam negeri, jadi jika dikembangkan dan dimanfaatkan secara masif dampaknya besar sekali," kata Edwin.

Edwin mengungkapkan, PLN Indonesia Power pun siap memenuhi kebutuhan hidrogen hijau di Tanah Air dari 13 Green Hydrogen Plant (GHP) alias akomodasi produksi hidrogen nan berlokasi di 13 pembangkit. Adapun 13 GHP milik PLN IP terdapat di PLTU Pangkalan Susu, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Suralaya 8, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan, PLTU Lontar, PLTGU Tanjung Priok, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTGU Tambak Lorok, PLTG Pemaron, PLTU Grati, PLTU Adipala, dan PLTP Kamojang.

"Salah satu pembangkit PLN Indonesia Power nan memproduksi hidrogen hijau adalah PLTP Kamojang. Ini menjadi pembangkit panas bumi pertama nan memproduksi hidrogen," tutur Edwin.

Dengan 13 unit GHP ini, PLN Indonesia Power bisa memproduksi 80 ton per tahun, berkontribusi 40% dari total GHP PLN. Hasil produksi green hydrogen tersebut, sebanyak 32 ton per tahun digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit (cooling generator), sementara 48 ton lainnya bisa digunakan untuk beragam macam kebutuhan.

Edwin melanjutkan, di sisi hilir PLN Indonesia Power pun telah menghadirkan Hydrogen Refueling Station (HRS) pertama di Indonesia, sebagai penunjang akomodasi kendaraan masa depan berbahan bakar hidrogen.

Tidak hanya pada kendaraan, PLN Indonesia Power juga melakukan pengembangan pemanfaatan hidrogen nan dikonversi menjadi green ammonia untuk daya primer di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Pemanfaatan green ammonia diterapkan di PLTU Labuan 2 x 300 Megawatt. Hal ini ditandai dengan keberhasilan uji ammonia cofiring sebesar 3 persen selama 8 jam dengan penggunaan 50 ton ammonia.

"Hidrogen hijau merupakan sumber daya bersih tidak meninggalkan residu di udara sehingga tidak menghasilkan emisi karbon karena hanya mengeluarkan uap air," tutup Edwin. (ada/fdl)

Selengkapnya