Harga Minyak Melemah, Pasar Tunggu Perkembangan Perang Rusia-ukraina

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak turun pada perdagangan Senin pagi (24/2), memperpanjang pelemahan dari pekan lalu, di tengah ekspektasi dimulainya kembali ekspor minyak dari ladang Kurdistan. Pelaku pasar juga mencermati perkembangan negosiasi untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

Harga minyak Brent turun 20 sen alias 0,3% ke level US$74,23 per barel pada pukul 01:13 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 28 sen alias 0,4% ke US$70,12 per barel. Kedua perjanjian minyak tersebut ambruk lebih dari US$2 pada Jumat lampau dan mencatatkan penurunan mingguan.

Dari sisi pasokan, Irak bakal mengekspor 185.000 barel per hari dari ladang minyak Kurdistan melalui jalur pipa Irak-Turki setelah pengiriman kembali dimulai. Kementerian Perminyakan Irak menyatakan bahwa semua prosedur telah diselesaikan untuk memungkinkan ekspor kembali, nan berpotensi mengakhiri sengketa nyaris dua tahun nan menghalang aliran minyak mentah.

Sementara itu, perhatian pasar tertuju pada perkembangan perundingan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina nan telah memasuki tahun keempat pada Senin ini. Para pejabat mengatakan bahwa para pemimpin Uni Eropa bakal mengadakan pertemuan luar biasa pada 6 Maret untuk membahas support tambahan bagi Ukraina serta agunan keamanan Eropa.

Negosiasi ini terjadi setelah mantan Presiden AS Donald Trump memulai pembicaraan dengan Rusia untuk mengakhiri perang, namun tanpa melibatkan Ukraina maupun Uni Eropa. Seorang diplomat senior Rusia menyebut bahwa tim dari Rusia dan AS dijadwalkan berjumpa pekan ini untuk membahas perbaikan hubungan bilateral.

Sanksi AS dan Uni Eropa terhadap ekspor minyak Rusia telah membatasi pengiriman dan mengganggu pasokan minyak global. Jika kesepakatan tenteram tercapai dan hukuman dicabut, pasokan daya bumi diperkirakan bakal meningkat.

Di Timur Tengah, seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa pembicaraan dengan Israel melalui mediator mengenai langkah-langkah tambahan dalam perjanjian gencatan senjata tetap berjuntai pada kesepakatan pembebasan tahanan Palestina. Sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari, kedua pihak kerap saling menuduh melakukan pelanggaran, tetapi perjanjian tersebut tetap tetap bertahan.

CNBC Indonesia


(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Gagal Reli Hingga Harga Emas & Minyak Anjlok

Next Article Donald Trump Buka Suara, Harga Minyak Kompak Ambruk 1%

Selengkapnya