Hamas Soal Patuhi Perjanjian Gencatan Senjata: Semua Tergantung Israel

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

tim | detikai.com

Senin, 20 Jan 2025 04:30 WIB

Sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam menyatakan setiap pelanggaran Israel nan dilakukan mungkin bakal membahayakan nyawa para sandera. Pasukan Brigade Al Qassam, sayap bersenjata pejuang Palestina Hamas. (AFP PHOTO / SAID KHATIB)

Jakarta, detikai.com --

Sayap bersenjata Hamas mengatakan mematuhi kesepakatan gencatan senjata Gaza, keberhasilan berjuntai pada komitmen Israel

Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas mengatakan golongan pejuang Palestina itu bakal mematuhi perjanjian gencatan senjata nan mulai bertindak di Gaza pada hari Minggu (19/1).

Namun, Brigade al-Qassam menyatakan setiap pelanggaran Israel nan dilakukan mungkin bakal membahayakan proses tersebut dan membahayakan nyawa para sandera.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidato video, ahli bicara Brigade al-Qassam Abu Ubaida mendesak para mediator untuk memaksa Israel berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.

Dia kemudian menambahkan bahwa golongan pejuang Palestina itu bakal mematuhi semua fase perjanjian gencatan senjata dan agenda perjanjian pertukaran sandera-dengan-tahanan.

"Semuanya tergantung pada komitmen musuh (Israel). Pelanggaran dari pihak pendudukan (Israel) bakal membahayakan proses tersebut," kata Abu Ubaida, seperti dilansir The Straits Times.

"Kami mau sukses dalam semua tahap perjanjian, rinciannya dan waktunya untuk menjaga darah rakyat kami dan mencapai tujuan mereka, dan kami mendesak para mediator untuk memaksa musuh mematuhinya," tambahnya.

Sebelumnya, Hamas membebaskan tiga sandera wanita Israel sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dan Israel diharapkan membebaskan 90 tahanan Palestina pada hari Minggu.

Hampir 47.000 orang telah tewas dibunuh militer Israel, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 110.700 lainnya terluka dalam perang Israel nan berjalan sejak 7 Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan setempat.

Invasi Israel telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kerusakan nan meluas dan krisis kemanusiaan nan telah merenggut nyawa banyak orang tua dan anak-anak dalam salah satu musibah kemanusiaan dunia terburuk nan pernah ada.

(wiw/wiw)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya