Hadapi Serbuan Produk China, Umkm Tangraya Eksis Dari Pameran Ke Pameran

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Tangerang Selatan -

Bazar jadi salah satu jalan bagi upaya mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal untuk memperkuat di tengah persaingan global. Khususnya bagi UMKM nan bergerak di bagian fashion and craft. Walaupun toko online sedang digandrungi, mereka tetap butuh jualan langsung.

Itulah nan dirasakan oleh Nia Alina, pemilik brand Alina Fashion Craft nan berbasis di Tangerang Selatan (Tangsel). Pengusaha hijab ini menilai persaingan dengan produk luar negeri, terutama China, begitu ketat dan membikin ketar-ketir pelaku UMKM seperti dirinya.

"Sekarang penjualan di mal lagi turun, apalagi penjualan online. Karena jika online itu kita bersaing sama produk China nan murah-murah. Di medsos itu nan murah-murah lah nan dibeli orang," katanya ditemui detikaicom di area BSD, Rabu (23/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal secara kualitas, Nia percaya produk UMKM lokal tak kalah bagus, apalagi lebih bagus lantaran handmade. Modelnya juga lebih bervariasi dan nilai ekonominya lebih tinggi lantaran 'limited edition'.

"Harus pintar-pintar mempromosikan dan memunculkan keunggulannya, apa nih nan nggak dipunya dari produk China pabrikan? Mungkin dari kekhasannya. Limited edition-nya juga bisa," ujarnya.

Menurut Nia, walaupun pasokan produk luar negeri membeludak, tetapi tetap ada pasar untuk barang-barang handmade nan dibuat UMKM seperti mereka. Dari pengalaman pagelaran demi bazar, Nia menemukan banyak konsumen nan tetap lebih suka berbelanja secara offline.

"Kemudian kudu rajin-rajin bikin pameran, ikut bazar, lantaran dari pameran pagelaran itu rupanya ketemu banyak customer nan nggak senang shopping online juga. Mereka jika shopping online nggak bisa pegang barangnya. Masih banyak orang-orang nan senangnya shopping langsung, apalagi untuk barang-barang handmade," papar Nia.

Meutia, salah satu peserta Bazar UMKM Kreatif Tangraya di BRI RO Jakarta 3.Meutia, salah satu peserta Bazar UMKM Kreatif Tangraya di BRI RO Jakarta 3. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikaicom

Kerja Sama dengan BRI

Nia sendiri merupakan Ketua Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha (ASIPA) Tangsel serta Ketua Bidang Promosi ASIPA Banten. Karena itu, dia bukan hanya memikirkan langkah agar upaya fashion-nya sendiri nan berjalan, tapi juga upaya anggota-anggota ASIPA lainnya.

Sejak terjun ke bumi upaya dan menjadi pengurus ASIPA, Nia merasa beruntung mendapatkan hubungan nan mumpuni. Teman-teman sesama pengusaha membantunya mencari jalan hingga dia bisa membawa personil ASIPA Tangsel ke pasar nan lebih luas. Salah satunya dengan memanfaatkan booth untuk jualan secara langsung alias offline.

"ASIPA ada booth permanen di Teras Kota dan Transmart Bintaro. Lalu biasanya kami juga ada pagelaran setahun sekali di hotel di Alam Sutera, biasanya Agustus lantaran bertepatan dengan hari kemerdekaan," katanya.

Namun, booth saja tidak cukup. Seperti nan Nia sampaikan, penjualan di pusat perbelanjaan sedang cukup sepi. Nia tidak kehilangan ide. Dia membujuk personil ASIPA untuk berpameran di beragam tempat. Salah satunya di BRI Kantor Wilayah (Kanwil) Jakarta 3.

Nia bercerita, kesempatan itu datang ketika BRI KCP Ciledug menghubungi ASIPA untuk potensi pengembangan UMKM. Bertemulah Nia dengan Pincapem BRI KCP Ciledug. Dalam kesempatan tersebut, Nia menyampaikan kemauan para personil untuk difasilitasi mengadakan pagelaran secara rutin.

"Akhirnya setiap UMKM member ASIPA nan membuka rekening BRI KCP Ciledug difasilitasi bazaar di sini sebulan sekali," lanjut Nia.

Bahkan, kata Nia, mereka tidak hanya memfasilitasi pelaku UMKM di Tangsel. Dari 240 personil ASIPA Tangsel, ada juga personil nan berdomisili di Tangerang Kota (Tangkot) dan Tangerang Kabupaten.

"Makanya pagelaran di sini tadinya judulnya 'Bazar UMKM Tangerang Selatan', tapi lantaran masuk juga dari Tangkot, makanya diganti jadi UMKM Tangerang Raya. Dan nan ditampilkan kudu produk sendiri dan ada karakter unik Tangerang Raya alias Banten," ceritanya.

BRI KCP Ciledug memberikan kesempatan pagelaran sebulan sekali lantaran memandang ASIPA Tangsel begitu aktif berpromosi. Pincapem BRI KCP Ciledug Dafi Qisthi nan baru pindah dari Kalimantan Barat pada April 2024 awalnya membidik asosiasi pelaku industri imajinatif nan belum digarap di wilayah Ciledug dan ASIPA cukup potensial lantaran mempunyai cukup banyak personil nan aktif.

ASIPA menyampaikan kerja sama dalam corak training sudah sering dilakukan, maka mereka butuh kerja sama dalam corak lain. SehinggaDafi menawarkan kerja sama berupa pameran alias bazar.

Suasana pagelaran UMKM Tangraya di BRI RO Jakarta 3.Suasana pagelaran UMKM Tangraya di BRI RO Jakarta 3. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikaicom

Omzet Tinggi dalam Tiga Hari

Bazar rutin pun dimulai sejak Januari 2025, sekarang telah melangkah selama 4 bulan. Bukan hanya sekali, pagelaran bisa digelar dua kali dalam sebulan. Nia mengungkapkan omzet nan didapat terbilang bagus.

"Omzetnya tiga hari itu rata-rata, nan bulan puasa kemarin sekitar Rp 13 juta dari 12 peserta nan ikut. Kalau bulan biasa itu bisa sampai Rp 15 juta. Jadi pagelaran seperti ini betul-betul menolong sih," ujar Nia.

Manfaaat pagelaran sebulan sekali ini pun dirasakan betul oleh personil ASIPA. Salah satunya Meutia, pemilik brand aksesoris bebatuan Minara. Menurutnya, selain pelatihan, UMKM sangat butuh wadah alias akses untuk pemasaran nan lebih luas.

"Awalnya ditawarkan ada semacam training A, training B. Nah, Bu Nia ini tidak mau seperti itu saja. Kenapa tidak memberikan space untuk jualan karya teman-teman ASIPA ini? Rupanya gayung bersambut dan jadilah ada kerja sama," ujar Meutia.

Meutia sendiri sudah dua kali ikut pagelaran tersebut. Omzetnya bisa mencapai Rp 400-500 ribu hanya dalam tiga hari. Padahal bisa dibilang produk aksesorisnya jauh lebih murah daripada produk seperti pakaian. Satu aksesoris dibanderol antara Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu.

"Untuk jualan di sini, omzet pasti lebih tinggi. Karena penjualnya kan langsung dan kita nggak perlu ngeluarin budget untuk bayar booth alias tenant. Kita juga kolektif bayar SPG, dan tidak ada pemotongan. Biasanya jika di luar kita ada pemotongan antara 15-30% untuk bagi hasil," jelas Meutia.

Senada, Tries Yuliany Fransiska juga merasa terbantu banyak dengan adanya pagelaran dengan BRI ini. Tries nan baru menjadi pengguna BRI pada Desember 2024 ini mengaku support nan diberikan untuk pagelaran cukup lengkap. Mulai dari pembukaan rekening hingga pembuatan QRIS nan mudah dan cepat.

"Karena ini kerja sama dengan BRI, kita ikuti juga patokan nan ada seperti kudu buka rekening, QRIS juga dengan BRI. Tapi mereka support sekali, terutama jika kita ada kendala. Kita ada grup dan sering komunikasi juga," beber Tries.

(hns/hns)

Selengkapnya