ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Penelitian di jurnal 'Archaelogical Prospection' membikin geger bumi sains. Pasalnya, disebutkan Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, merupakan struktur buatan manusia nan dibangun 25.000 tahun lalu.
Dengan kepercayaan itu, bisa dibilang Gunung Padang merupakan 'piramida' tertua di dunia. Bahkan, para peneliti mengatakan aktivitas pembangunan struktur sudah ada sejak periode agrikultur belum ditemukan.
Menurut mereka, Gunung Padang merupakan contoh campuran pembangunan manusia dan kejadian alam. Strukturnya dibangun sejak 25.000-14.000 tahun lampau hingga menciptakan corak seperti sekarang.
Namun, reaksi para arkeolog beragam. Ada nan percaya dengan konklusi tersebut, tetapi tak jarang nan menentangnya.
Salah satu nan skeptis adalah arkeolog asal Cardiff University, Flint Dibble. Ia mengatakan penelitian di jurnal 'Archaelogical Prospection' menggunakan info valid, tetapi kesimpulannya tak tepat.
Misalnya, tim peneliti menggunakan penanggalan karbon dan menyatakan "penanggalan tanah organik dari struktur menemukan beberapa tahap bangunan sejak ribuan tahun SM, dengan fase awal berasal dari era Palaeolitik".
Menurut mereka, sampel tanah dari sekitar bagian gundukan nan mereka anggap sebagai bagian tertua dari "konstruksi" tersebut berasal dari 27.000 tahun nan lalu.
Meskipun perihal ini mungkin benar, para arkeolog lebih lanjut menunjukkan kepada Nature bahwa sampel tanah ini tidak menunjukkan tanda-tanda nan mengindikasikan aktivitas manusia. Intinya, tanpa adanya tanda-tanda aktivitas manusia nan lebih meyakinkan di sekitarnya, bukti nan ada hanyalah tanah nan sangat tua.
Kekhawatiran inilah nan mengarah pada penyelidikan dan pencabutan penelitian oleh Archaeological Prospection.
"Penerbit dan penyunting telah menyelidiki kekhawatiran ini dan menyimpulkan penelitian tersebut mempunyai eror nan besar," kata jurnal tersebut dalam pemberitahuan pencaputan penelitian, dikutip dari IFL Science, Kamis (16/1/2025).
"Kesalahan ini tidak teridentifikasi selama proses peer review, ialah mengenai penanggalan radiokarbon nan diterapkan pada sampel tanah nan tidak mengenai dengan artefak alias fitur apa pun nan dapat ditafsirkan sebagai antropogenik alias 'buatan manusia'. Oleh lantaran itu, penafsiran bahwa situs tersebut adalah piramida antik nan dibangun 9.000 tahun lampau alias lebih adalah tidak benar, dan tulisan tersebut kudu ditarik kembali," begitu penjelasan jurnal 'Archaelogical Prospection'.
Menanggapi perihal ini, tim peneliti nan menyusun laporan itu menyebutnya tak adil. Mereka dengan tegas mengatakan Gunung Padang adalah struktur buatan manusia alias fitur arkeologi, bukan susunan pengetahuan bumi Bumi.
"Lapisan ini disertai dengan banyak artefak mini nan dapat dibawa-bawa, memberikan bukti nyata asal usul antropogeniknya," kata tim peneliti melalui unggahan di Facebook.
Penjelasan sementara mengenai artefak tersebut adalah strukturnya terbentuk dari susunan geologis. Tentunya, perihal ini bisa terbukti salah jika ada bukti nan lebih kuat.
"Ketika banyak material menggelinding ke bawah menuruni bukit, rata-rata bakal menyesuaikan diri dan bentuk," kata Dibble.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: