Gps Bawa Petaka, Amerika Ganti Cara Lacak Lokasi

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Komisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka berencana mencari pengganti lain GPS.

FCC bakal melakukan pemungutan bunyi bulan depan dan mencari opsi GPS lain. Sebab belakangan muncul kekhawatiran keamanan nasional tentang ketergantungan pada satu sistem nan sangat krusial bagi kehidupan modern.

GPS, singkatan dari dunia positioning system, adalah jaringan satelit dan perangkat penerima nan digunakan untuk menentukan posisi, navigasi dan waktu di Bumi dalam segala hal, mulai dari kapal, pesawat hingga mobil.

"Kita terus berjuntai pada satu sistem nan bakal membikin kita rentan," kata Ketua FCC Brendan Carr, dikutip dari Reuters, Kamis (6/3/2025). "Kita perlu mengembangkan teknologi nan lebih," imbuhnya.

Ada laporan tentang peningkatan gangguan GPS di seluruh dunia, terutama sejak 2023, nan dikenal sebagai spoofing. Munculnya spoofing kemudian membikin muncul kekhawatiran meningkatnya akibat kecelakaan jika pesawat berbelok dari jalurnya.

"Gangguan pada GPS berpotensi merusak ekonomi dan keamanan nasional. Dan akibat terhadap sistem kita saat ini terus meningkat," kata Carr, seraya mencatat bahwa Presiden Donald Trump dan personil parlemen bipartisan telah menyerukan tindakan ini selama bertahun-tahun.

FCC bakal melakukan pemungutan bunyi pada tanggal 27 Maret untuk mengeksplorasi sistem Penentuan Posisi, Navigasi, dan Waktu (PNT) lainnya nan dapat menjadi pelengkap alias pengganti GPS.

"Kami berambisi upaya ini bakal melibatkan para pemangku kepentingan di seluruh pemerintah dan industri untuk mendorong pengembangan teknologi dan solusi PNT nan baru," kata Carr.

GPS merupakan salah satu perangkat navigasi nan krusial dalam penerbangan. Dengan adanya GPS, telah menggantikan perangkat darat nan mahal nan bakal memancarkan sinar radio untuk memandu pesawat menuju pendaratan.

Penggunaannya pun cukup mudah lantaran GPS berjuntai pada sinyal nan disiarkan dari satelit di orbit Bumi menengah dan rentan terhadap gangguan.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Cara SAS Bantu Industri Kelola Big Data & Percepat Digitalisasi

Selengkapnya