Gerakan Boikot Tesla Makin Parah, Trump Blak-blakan Teriak Terorisme

Sedang Trending 23 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Gerakan anti Elon Musk makin kencang dan membikin masyarakat di Amerika Serikat (AS) ramai-ramai memboikot Tesla. Bahkan, banyak pemilik Tesla nan memasang stiker pada mobil mereka nan mengindikasikan bahwa mereka tak bangga membeli produk dari perusahaan milik orang terkaya di dunia.

Penjualan Tesla ambruk dan nilai jual mobilnya turun, sehingga pengguna 'terjebak' lantaran bakal rugi jika menjual mobil mereka. Di saat bersamaan, saham Tesla juga ambruk nan didorong sentimen negatif terhadap sikap politik Musk, serta ancaman perang tarif nan dikeluarkan Trump.

Menanggapi hujatan ke Musk dan aktivitas boikot Tesla, Presiden AS Donald Trump tak tinggal diam. Trump mengatakan bakal membeli mobil Tesla baru. Ia juga menyalahkan orang-orang nan beraliran kiri nan disebut radikal. Bahkan, Trump menyebut tindakan boikot Tesla adalah perihal nan ilegal.

Pernyataan Trump mengemuka sehari setelah saham Tesla mengalami penurunan terburuk dalam nyaris 5 tahun terakhir.

Trump juga mengatakan bahwa dia bakal melabeli penyerangan showroom Tesla sebagai tindakan terorisme lokal. Trump mengatakan bakal menyetop tindakan penyerangan tersebut.

"Mereka [penyerang showroom Tesla] membahayakan perusahaan AS nan hebat," ujar Trump, dikutip dari The Guardian, Kamis (13/3/2025).

Trump berpidato di jalan masuk Gedung Putih, berbareng Musk dan putra Musk nan tetap kecil. Beberapa kendaraan Tesla diparkir di jalan masuk agar Trump dapat memilih kendaraan mana nan bakal dibeli.

Pada bulan Agustus 2024, seorang podcaster menghadiahkan Trump sebuah Cybertruck. Pada Selasa (11/3), Trump memilih Model S merah, nan katanya bakal dibayar dengan cek.

"Elon Musk 'bertaruh' untuk membantu Negara kita, dan dia melakukan PEKERJAAN nan LUAR BIASA! Namun, Kaum Kiri Radikal, seperti nan sering mereka lakukan, mencoba memboikot Tesla secara terlarangan dan kolusi, salah satu produsen mobil dahsyat di Dunia, dan 'bayi' Elon, untuk menyerang dan menyakiti Elon, dan semua nan dia perjuangkan," tulis Trump di akun Truth Social miliknya pada Selasa (11/3) pagi waktu setempat.

Selama konvensi pers, Trump mengulangi pernyataan ini dengan mengatakan: "Kami sudah tahu beberapa dari mereka [penyerang showroom Tesla]. Kami bakal menangkap mereka, dan mereka orang jahat," dia menuturkan.

Saham Tesla ambruk tajam pada Senin (10/3) lantaran pasar bereaksi terhadap ancaman resesi dan rencana tarif Trump. Penurunan Tesla terjadi di tengah protes nan meluas atas pengaruh miliarder Musk di pemerintahan federa.

Di dealer Tesla, digelar kampanye boikot besar-besaran. Pemilik mobil banyak nan menjual kendaraan Tesla mereka, dan aktivis ramai-ramai mendorong personil masyarakat untuk menjual saham Tesla.

Banyak mobil Tesla di tempat sampah nan dipenuhi grafiti anti-Nazi dan tulisan 'Musk kudu pergi'.

Klaim Trump bahwa boikot itu "ilegal" adalah salah. Mahkamah Agung memutuskan pada tahun 1972 bahwa amandemen pertama konstitusi AS melindungi kewenangan penduduk Amerika untuk memprotes upaya swasta.

Kelompok aktivitas 'Tesla Takedown', nan telah mengorganisasikan protes anti-Tesla di seluruh negeri, mengatakan orang-orang juga mempunyai kewenangan untuk melakukan protes secara tenteram di trotoar dan jalan di depan showroo, perusahaan.

"Protes tenteram di tempat umum bukanlah terorisme domestik," kata golongan itu dalam sebuah pernyataan.

"Kami tidak bakal diganggu alias membiarkan hak-hak kami diinjak-injak alias dicuri," mereka menambahkan.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pak Prabowo, Kapan Lembaga Perlindungan Data Pribadi Dibentuk?

Next Article Petaka Trump Dimulai, Elon Musk Terancam Tumbang

Selengkapnya