ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono mengatakan Indonesia menyambut baik kesepakatan gencatan senjata nan tercapai antara Hamas dan Israel. Dia berambisi kedua negara dapat memenuhi tanggungjawab masing-masing agar suasana kondusif.
"Udah, kita menyambut baik ya adanya gencatan senjata ini. Seraya terus berambisi semoga semua pihak betul-betul bisa apa namanya, bisa memenuhi kewajiban-kewajiban nan ada di masing-masing sehingga tercipta satu suasana nan betul-betul mendukung dan kondusif untuk berlanjutnya gencatan senjata ini," kata Sugiono di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Dia tak menjawab saat ditanya pengarahan Presiden Prabowo Subianto mengenai gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Sugiono menyebut kesepakatan ini merupakan langkah nan baik, usai kedua berkonflik sejak 2023.
"Saya kira ini satu momentum nan bagus," ucap Sugiono.
Sebelumnya, Hamas dan Israel telah mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Jalur Gaza, nan juga mencakup pembebasan sandera.
Kesepakatan tersebut menyusun gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan berjenjang pasukan Israel dari Jalur Gaza. Sandera nan diculik oleh Hamas bakal dibebaskan sebagai hadiah atas pembebasan tahanan Palestina nan ada di Israel.
Gencatan Senjata Berlaku Mulai 19 Januari 2025
Dalam konvensi pers di Doha, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan, gencatan senjata bakal mulai bertindak pada Minggu 19 Januari 2025.
"Kesepakatan ini bakal menghentikan pertempuran di Jalur Gaza, mempercepat support kemanusiaan untuk penduduk Palestina, dan menyatukan para sandera dengan family mereka setelah lebih dari 15 bulan dalam penahanan," kata Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Washington, seperti dikutip dari CNA, Kamis 16 Januari 2025.
Kesepakatan Hamas dan Israel itu bakal dibagi dalam tiga fase. Fase pertama, kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan sementara pertempuran.
Bebaskan Sandra
Hamas juga bakal membebaskan para sandera penduduk Israel dan Israel bakal membebaskan sejumlah tahanan pada fase tersebut.
Meski begitu, sejumlah perincian dan waktu mengenai penyelenggaraan kesepakatan Hamas juga ISrael itu tetap belum jelas.
Kesepakatan gencatan senjata ini bakal menjadi nan kedua kali bagi Israel dan Hamas sejak agresi Israel sebagai jawaban atas tindakan penculikan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.