Gencatan Senjata Gaza Berlaku Sehari Sebelum Pelantikan Trump

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Kamis, 16 Jan 2025 16:45 WIB

Hamas-Israel menyepakati gencatan senjata pada Kamis (16/1) dan sepakat menjalankannya mulai 19 Januari 2025, sehari sebelum Donald Trump dilantik Presiden AS. Hamas-Israel menyepakati gencatan senjata pada Kamis (16/1) dan sepakat menjalankannya mulai 19 Januari 2025, sehari sebelum Donald Trump dilantik Presiden AS. (Foto: REUTERS/Brian Snyder)

Jakarta, detikai.com --

Hamas dan Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata pada Kamis (16/1) dan sepakat menjalankannya mulai 19 Januari mendatang.

Waktu gencatan senjata ini menjadi sorotan lantaran hanya beda sehari dengan pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada 20 Januari.

Sementara itu, belakangan diketahui bahwa tim Trump juga ikut andil bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mengupayakan perundingan gencatan senjata nan sudah lama mandek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gencatan senjata ini bakal terbagi dalam tiga fase, di mana fase pertama berjalan selama 42 hari.

Dalam unggahan di Truth Social pada Rabu (15/1), Trump menyatakan kesepakatan gencatan senjata di Gaza "hanya bisa tercapai berkah kemenangan berhistoris kami pada bulan November."

"Itu memberi sinyal kepada seluruh bumi bahwa pemerintahan saya bakal mencari perdamaian dan menegosiasikan kesepakatan guna memastikan keselamatan semua orang Amerika dan sekutunya," tulis Trump pada Rabu.

Trump mengatakan Steve Witkoff, utusannya untuk Timur Tengah, telah ikut andil dalam perundingan gencatan senjata. Dia pun memastikan bakal terus bekerja sama dengan Israel dan sekutu demi memastikan keamanan mereka.

Trump dan Partai Republik menang telak di pemilihan presiden serta parlemen pada pemilu 2024 kemarin. Pemerintah AS sekarang dikuasai oleh Partai Republik.

Baru-baru ini, Trump menakut-nakuti bakal menjadikan Timur Tengah "neraka" jika para sandera tak kunjung dibebaskan ketika dia menjabat.

Pernyataan Trump ini mengisyaratkan bahwa AS kemungkinan bakal melakukan intervensi militer di Gaza jika sandera tak kunjung bebas.

"Jika para sandera tidak juga bebas ... pada saat saya mulai menjabat, neraka bakal berkobar di Timur Tengah. Ini tidak baik bagi Hamas alias siapa pun," ucap Trump dalam konvensi pers di Florida, Selasa (7/1).

Saat ini, tetap ada sekitar 97 sandera dari Israel nan ditawan Hamas di Gaza. Sebanyak 34 di antaranya diyakini Israel telah meninggal dunia. Sementara itu, 7 sandera merupakan penduduk Israel-Amerika.

Tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza tampaknya ada kombinasi tangan dari Trump. Kendati begitu, Presiden petahana AS Joe Biden menegaskan kesepakatan itu "dikembangkan dan dinegosiasikan oleh tim saya."

"Rencana ini dikembangkan dan dinegosiasikan oleh tim saya dan sebagian besar bakal dilaksanakan oleh pemerintahan nan bakal datang. Itu sebabnya saya memberi tahu tim saya untuk terus memberikan info komplit kepada pemerintahan nan bakal datang," kata Biden dalam pidato di Oval Office, Rabu.

(blq/rds)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya