ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Tanda-tanda kehancuran Elon Musk mulai terjadi satu per satu. Kerajaan upaya orang terkaya di bumi itu kian terpuruk sejak dia berasosiasi ke Pemerintahan Trump.
Musk ditunjuk Trump sebagai pemimpin Lembaga Efisiensi Pemerintah alias DOGE. Lembaga itu berfaedah untuk membedah birokrasi pemerintah, memangkas izin nan berlebihan, menghapus anggaran nan tidak bermanfaat, serta melakukan restrukturisasi lembaga-lembaga federal.
Namun ternyata, bergabungnya Musk ke Gedung Putih malah membawa petaka bagi perusahaan mobil listrik Tesla miliknya.
Saham Tesla merosot tajam sejak Musk ditunjuk sebagai nakhoda DOGE. Bahkan, ada aktivitas anti Elon Musk dan anti Tesla menggema.
Selain itu ada tanda-tanda kehancuran lain nan menunjukkan kemerosotan upaya lainnya.
Apa saja? Berikut detikai.com rangkum apa saja nan menjadi tanda kehancuran Elon Musk sejak berasosiasi ke Gedung Putih.
Tesla tak laku
Pemilik Tesla ramai-ramai memasang stiker nan menghujat Elon Musk. Mereka seakan terjebak, karena nilai mobil Tesla ambruk dan tak menguntungkan jika dijual.
Mengutip Business Insider, penjualan stiker anti Elon Musk melonjak dalam beberapa minggu terakhir, sejak penghormatan kontroversial CEO Tesla itu di kampanye umum Trump. Ia mengaku menjual antara 400 dan 500 stiker bertuliskan 'Elon Killed My Resale Value' dalam sehari.
Tesla. (REUTERS/Mike Blake/File Photo)
"Mereka berada dalam posisi tidak dapat menjual mobil Tesla secara finansial dan mereka terjebak dengan mobil itu. Mereka tidak dapat menjualnya lantaran nilainya telah turun dan mereka tidak bakal mendapatkan untung nan diinginkan," kata salah satu penjual stiker itu, Matthew Hiller.
Penjualan mobil Tesla juga mengalami penurunan di Eropa dan beberapa wilayah lain.
Seperti nan disebutkan, Musk menjadi pendukung garis terdepan Trump saat kampanye Pilpres AS. Publik sudah mulai mengkritik perihal tersebut, tetapi kemarahan mereka memuncak saat Musk terang-terangan memasang pose nan mengingatkan dengan Nazi.
Harga saham anjlok
Saham Tesla telah turun selama tujuh minggu sejak Musk bekerja untuk pemerintah. Saham Tesla akhir minggu lampau ditutup US$270,48, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (13/3/2025).
Saham tersebut menurun lebih dari 10%. Tesla pernah berada di level terendah pada pemilihan presiden 5 November lampau ialah US$251,44.
Saham perusahaan mobil listrik itu sempat menanjak hingga pada puncaknya nan mencapai US$480 pada 17 Desember 2024 lalu. Namun, kembali ambruk nyaris setengahnya pada pekan lalu.
Sejak pertengahan Desember itu, kapitalisasi pasar Tesla juga ambles lebih dari US$800 miliar.
Dua kali roket SpaceX meledak
Roket Starship dari SpaceX milik Musk meledak di angkasa saat menjalani uji terbang kedelapan, Kamis (6/3). Roket setinggi 123 meter ini meluncur dari letak Starbase di Texas Selatan pada pukul 17.30 waktu setempat.
Kecelakaan ini menandai kegagalan kedua SpaceX secara berturut-turut untuk menyebarkan satelit tiruan di bawah program roket Mars nan gencar digembar-gemborkan.
Beberapa video nan tersebar di media sosial menunjukkan puing-puing berapi nan tampak di langit wilayah selatan Florida dan Bahama, setelah Starship hancur lebur di angkasa.
Roket pendorong mega SpaceX Starship kembali ke landasan peluncuran selama penerbangan uji coba dari Starbase di Boca Chica, Texas, Kamis, 16 Januari 2025. (AP Photo/Eric Gay)
Dalam siaran langsung SpaceX, tampak mesin Starship meninggal dan membikin roket tersebut berputar tak terkendali. Sesaat kemudian, Starship meledak berkeping-keping.
Pada Januari lalu, Starship ke-7 nan diluncurkan Musk juga meledak dan gagal. Kegagalan beruntun ini terjadi pada fase awal misi Mars.
Padahal, dalam misi-misi sebelumnya, fase awal selalu mudah dilampaui SpaceX. Hal ini menunjukkan kemunduran serius bagi program nan mau dipercepat Musk tahun ini.
"Sayangnya, kecelakaan ini juga terjadi sebelumnya. Namun, sekarang kami sudah mendapat latihan lebih banyak," kata ahli bicara SpaceX Dan Huot, dikutip dari CNBC International.
Starlink ditinggal
Ruang angkasa nan selama ini dikuasai Starlink milik Elon Musk bakal makin ramai. Starlink kehadiran penantang baru nan siap bersaing untuk mendominasi internet satelit berkecepatan tinggi.
Saingan tersebut tak lain adalah SpaceSail nan didukung pemerintah China. Pada November lalu, SpaceSail nan berbasis di Shanghai telah menandatangani perjanjian untuk masuk ke Brasil.
SpaceSail juga mengumumkan sedang dalam pembicaraan dengan lebih dari 30 negara. Saat ini, perusahaan sudah mulai beraksi di Kazakhstan, menurut keterangan kedutaan besar Kazakhstan di Beijing, demikian dikutip dari laporan Reuters.
Starlink (Starlink.com)
Sejak 2020, Starlink telah meluncurkan banyak satelit ke orbit rendah Bumi (LEO) dengan ketinggian kurang dari 2.000 km. Jumlahnya lebih banyak daripada campuran semua pesaingnya.
Secara global, hanya sedikit saingan Musk nan mempunyai ambisi nan sama dengan SpaceSail. SpaceSail telah mengumumkan rencana untuk mengerahkan 648 satelit LEO tahun ini dan sebanyak 15.000 2030 mendatang.
Sementara, Starlink saat ini mempunyai sekitar 7.000 satelit, dan telah menetapkan sasaran untuk mengoperasikan 42.000 satelit pada akhir dasawarsa ini.
Di Kanada, pemerintah negara bagian Ontario memutus perjanjian senilai US$ 100 juta dengan Starlink.
Cybertruck gagal total
Setelah diperkenalkan pertama kali pada 2019, Tesla akhirnya resmi merilis mobil listrik pick up Cybertruck pada akhir 2023. Musk awalnya mengumbar perkiraan penjualan tahunan Cybertruck tembus 250.000 unit.
Namun, kenyataannya jauh berbeda. Para analis memprediksi Cybertruck hanya bisa terjual 48.500 unit pada tahun ini. Sementara itu, secara keseluruhan mobil jenis pickup terjual 2 unit setiap tahunnya.
Cybertruck Tesla (Dok. Tesla)
Ada banyak tantangan nan dihadapi Tesla dalam menjual Cybertruck. Salah satunya soal rumor keamanan. Tahun lalu, Cybertruck sudah 6 kali ditarik dari pasar lantaran hambatan teknis.
Setiap pekan, ada saja buletin terbaru soal kejadian Cybertruck. Mulai dari kebocoran minyak, kegagalan sistem, hingga tiba-tiba meninggal di tengah salju.
Ada banyak juga keluhan pengguna mengenai keahlian Cybertruck nan tak seperti klaim Musk saat memperkenalkan produk tersebut. Salah satunya, soal jarak tempuh nan dikatakan bisa sampai 350-mil, padahal kenyataannya lebih rendah.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: "Terancam" Starlink Elon Musk, Bisnis Satelit Lokal Bisa Lawan?
Next Article Bawa Kiamat Driver Online, Elon Musk Siap-siap Dicecar