ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com — Perusahaan pemegang waralaba KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) bakal melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement dalam rangka memperbaiki posisi keuangan.
Mengutip keterbukaan info Bursa Efek Indonesia (BEI), FAST bakal melakukan PMTHMETD melalui publikasi sebanyak-banyaknya 533.333.334 saham biasa pada nilai penyelenggaraan Rp 150 per saham, sehingga nilai keseluruhannya adalah sebesar-besarnya Rp 80.000.000.000 (nilai penuh) nan telah disepakati antara Perseroan dan Pemodal.
"Perseroan telah menetapkan bahwa nilai penyelenggaraan adalah Rp 150 per saham," tulis manajemen, Kamis (15/5).
Hasil dari tindakan korporasi tersebut nantinya bakal digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan dan dapat mendukung perkembangan Perseroan di masa mendatang.
Manajemen mengungkapkan, private placement dilakukan dalam rangka perbaikan posisi keuangan, sehubungan dengan kondisi Perseroan saat ini nan mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyai liabilitas melampaui 80% dari aset.
Modal kerja bersih Perseroan adalah negatif Rp 1.675.315.520 disebabkan oleh tingginya nilai liabilitas jangka pendek Perseroan nan terdiri dari utang bank, utang upaya dan utang lain-lain. Perseroan mempunyai liabilitas sebanyak 96% dari aset nan dimilikinya.
Manfaat dari rencana PMTHMETD, ialah antara lain, struktur permodalan Perseroan nan meningkat dari sebelumnya Rp127.731.594 menjadi Rp207.731.59. Lalu, rasio liabilitas dibandingkan dengan ekuitas Perseroan (total liabilitas dibandingkan dengan total ekuitas) bakal menjadi lebih baik dari sebelumnya 26,63 x menjadi 15,99 x.
Seluruh biaya nan diperoleh dari publikasi saham bakal digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan, dengan rincian sebanyak Rp52.000.000.000 bakal digunakan untuk pembelian persediaan dan pembayaran beberapa tanggungjawab lancar, dan sebanyak Rp28.000.000.000 bakal digunakan untuk biaya operasional efisiensi karyawan.
Jika memandang dari riwayat nilai saham Perseroan sejak Januari 2025 sampai dengan Maret 2025, terdapat tren penurunan nilai saham nan cukup naik turun setiap minggunya dengan penurunan paling signifikan hingga 20%.
Selain itu, ditambah dengan situasi politik di Indonesia nan berpengaruh terhadap kondisi pasar saham, Perseroan memperhitungkan nilai saham pada saat RUPS dilakukan di bulan Mei dan menentukan bahwa Harga Pelaksanaan PMTHMETD sebesar Rp150 adalah nilai nan wajar.
Dengan demikian, manajemen bakal melakukan persetujuan kepada para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) nan direncanakan pada tanggal 16 Mei 2025, dan bakal dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 20 Juni 2025, dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan nan berlaku.
Risiko alias akibat lain dari rencana PMTHMETD ini ialah adanya potensi dilusi kepada pemegang saham lain nan tidak berpartisipasi. Setelah PMTHMETD dilaksanakan, maka persentase kepemilikan dari masing-masing pemegang saham lain nan tidak berperan-serta bakal mengalami penurunan (dilusi) sebanyak 11,79%.
Per 28 Februari 2025, PT Gelael Pratama menggenggam 40% saham FAST dan Salim melalui PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) mempunyai 35,84% saham FAST.
Sisanya alias sebanyak 7,9% dimiliki oleh BBH luxembourg S/A Fidelity FD Sicav, FD FDS PAC FD, publik dengan kepemilikan di bawah 5% sebanyak 16,18%, dan sama tresuri 0,08%.
Adapun persentase kepemilikan dua pemegang saham utama bakal meningkat setelah private placement rampung. PT Gelael Pratama dengan peningkatan persentase kepemilikan sebanyak 1,18% semula 40% menjadi 41,18%, dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk dari 35,84% menjadi 37,51%.
Sementara itu FAST mencatatkan rugi bersih tahun melangkah nan dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 796,71 miliar sepanjang 2024. Jumlah itu membengkak 91,67% secara tahunan alias year on year (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp415,65 miliar.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Alfamart Ambil Alih Lawson dari MIDI, Senilai Rp 200 Miliar
Next Article Sosok Dua Grup Konglomerat di Balik IPO Bangun Kosambi Sukses (CBDK)