Ekonomi Makin Sulit, Orang Ri Makin Sering Pinjam Ke Paylater-pinjol

Sedang Trending 14 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Hasil survei dari lembaga riset, YougGov Indonesia menunjukkan pinjaman masyarakat Indonesia ke buy now pay later (BNPL) dan pinjaman online (pinjol) makin meningkat. Hal ini semakin sulitnya kondisi ekonomi mereka.

General Manager YouGov Indonesia, Edward Hutasoit mengatakan untuk mengatasi kesulitan, masyarakat Indonesia mengambil pinjaman. Bahkan, bagi mereka nan sudah mengambil pinjaman pun makin bertambah.

Berdasarkan jasa keuangan, sebanyak 36% responden menambah pinjaman di pinjol, 40% tidak merasa, dan 24% menurunkan jumlah pinjaman di pinjol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi meminjam duit juga adalah sesuatu nan mereka salah satu opsi untuk mereka menghadapi sesuatu situasi ini. Kalau kita melihat, ada 36% nan merasa increase dalam peminjaman pinjol," kata Edward dalam 'Media Briefing' nan disiarkan secara daring, Kamis (19/6/2025).

Selain pinjol, Edward menyebut sebanyak 27% nan juga mengalami peningkatan pinjaman di paylater, 50% responden tidak meningkatkan pinjaman, dan 23% responden menurunkan pinjaman di paylater.

Hal serupa juga terjadi bank, sebanyak 28% nan makin bertambah pinjamannya di bank. Edward menekankan survei ini diikuti oleh 2.067 responden, di mana berumur di atas 18 tahun serta basisnya nan memang sudah mempunyai pinjaman dalam setahun terakhir.

"Habis itu juga banyak dari juga menjual barang-barang, tetap aja juga ada nan meminjam duit dari bank. Nah jika dilihat dari, kita lihat dari lintas generasi, jika kita melihat, ya 54% mereka melakukan pinjaman-pinjaman dalam 12 bulan terakhir, terlebih sedikit condong di antara generasi milenial dan gen X, terutama milenial nan sedikit lebih condong dibanding generasi-generasi lain," jelas Edward.

Apabila digolongkan lintas generasi, Edward menyebut gen X dan gen milenial lebih memilih pinjam duit ke kawan alias keluarga. Sementara, gen Z condong menggunakan produk jasa keuangan, seperti kartu kredit.

Meski semakin meningkatnya pinjaman, sebanyak 70% responden merasa bisa bayar pinjaman tepat waktu. Kendati begitu, 20% tetap merasa mengalami telat bayar dan 10% hanya bisa melunasi setengahnya.

"Sebetulnya 70% dari mereka sebetulnya enggak, mereka merasa saya selalu bayar on time dan selalu full. Tapi kita memandang memang ada sekitar 20% mengalami kesulitan telat bayar," terang Edward.

Simak juga Video: Utang Pinjol Warga +62 Tembus Angka Rp 80 T!

(rea/rrd)

Selengkapnya