Ekonomi Lagi Sulit Tapi Industri Kecantikan Tetap Glowing

Jakarta, detikai.com -  Mayoritas analis memprediksi kondisi ekonomi Indonesia tahun 2025 bakal mengalami banyak tantangan dan ketidakpastian. Hal ini tentu membikin orang-orang sangat berhati-hati dalam mengeluarkan uang.

Meski demikian, di tengah kondisi ekonomi nan tidak menentu, konsumen tidak mengurangi shopping untuk produk kecantikan dan perawatan diri. 

CEO Trans Digital Lifestyle Group, Putri Tanjung memaparkan bahwa pada Januari 2025, sektor perawatan pribadi dan kecantikan mengalami inflasi 7,27% Yeay on Year. Sektor ini mengalami inflasi nan tertinggi di antara semua industri lainnya, apalagi industri makanan dan tembakau.

Data ini menunjukkan bahwa permintaan produk kecantikan tetap terjaga meskipun terjadi perubahan ekonomi.

"Para konsumen tetap memprioritaskan perawatan diri, tetapi kenaikan biaya dapat memengaruhi perilaku pembelian dan pilihan merek," kata Putri Tanjung, saat aktivitas Female Daily Future of Beauty Summit 2025 di Jakarta Selatan, Senin (17/2/2025).

Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menunjukkan besarnya kontribusi industri kosmetik terhadap perekonomian Indonesia. Industri kecantikan tumbuh 10% pada tahun lalu, nomor ini jauh melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia nan berada di level 5%.

Lebih lanjut, Putri juga memandang, besarnya pertumbuhan industri kecantikan ikut didorong oleh kejadian doom spending di kalangan Gen Z. Doom spending merujuk pada kebiasaan berbelanja impulsif tanpa berpikir panjang untuk dinikmati saat ini alias sesaat. Perilaku ini sebenarnya didorong oleh aspek keputusasaan alias frustrasi lantaran tidak bisa mencapai sasaran finansialnya. 

Gen Z condong berbelanja untuk style hidup, dengan 54% menggunakan jasa Paylater untuk perjalanan dan hiburan, 42% untuk mode, dan 43% untuk gadget.

(hsy/hsy)

Next Article 77% Warga Indonesia Baca Review Sebelum Beli Skincare & Make Up