ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Ada segudang masalah, isu, serta tantangan di ekosistem digital Indonesia. Permasalahan nan dihadapi industri digital tanah air antara lain datang dari penyelenggara telekomunikasi, di mana biaya nan dikeluarkan terus naik, tapi tidak sejalan dengan revenue nan didapatkan.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Merza Fachys, mengungkap bahwa saat ini semua orang begitu tergantung pada internet. Namun penyelenggara telekomunikasi justru berdarah-darah lantaran biaya penggelaran prasarana nan tinggi.
"Ternyata, demikian traffic naiknya sampai 3-4 kali lipat nyaris di semua operator, revenue operator gak naik 3-4 kali lebih. Bahkan beberapa operator tidak merasakan kenaikan revenue, trafficnya naik," ujar Merza dalam aktivitas Penandatangan MoU untuk Indonesia Digital Forum 2025 di Jakarta, Rabu (6/3/2025).
"Artinya apa? biaya untuk mengelola traffic banyak itu masalah. Ada something nan kudu diselesaikan di situ," imbuhnya.
Hal nan lain contohnya rumor jumlah ISP nan sudah sedemikian banyak, mencapai lebih dari 1.200 perusahaan menimbulkan masalah dalam perihal economic size, tata kelola dan standar mutu dalam jasa kepada masyarakat.
"Mereka (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia/APJII) justru kebanyakan anggota, ada 1260. Nah ini melahirkan isu-isu menyangkut tata kelola, dan juga standardisasi lainnya kepada masyarakat," ujar John Sihar Simanjuntak, Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), dalam kesempatan nan sama.
Sementara PANDI, sebagai bagian dari ekosistem digital nan mengelola domain .id tak bisa melangkah baik tanpa didukung akses internet nan menjangkau seluruh Indonesia.
Sekadar informasi, hingga akhir 2024, menurut John, PANDI mengelola 1,2 juta domain .id
Deretan persoalan dan tantangan ini membikin tiga asosiasi teknologi bekerja-sama menggelar Indonesia Digital Forum 2025.
Ketiga asosiasi nan terlibat menggelar forum ini antara lain ATSI, PANDI dan APJII.
Mengusung tema "Kolaborasi dan Sinergi Membangun Ekosistem Digital Indonesia," Indonesia Digital Forum 2025 bakal diselenggarakan pada 15-16 Mei 2025 di Jakarta.
Rangkaian seminar nasional dan FGD bakal menghadirkan pembahasan tingkat tinggi sekaligus meliputi kebijakan teknis dan penerapan mengenai ekosistem digital Indonesia.
Secara detail, topik obrolan bakal menyangkut beragam aspek krusial seperti prasarana dan platform digital, perangkat lunak dan aplikasi, info dan keamanan digital, ekonomi digital, serta izin dan kebijakan digital.
"Jadi dalam pengertian nan positif, kami mau memberikan juga kontribusi dan masukan. Atau bahasa kerennya alignment. Strateginya antara penyelenggara, para penyelenggara asosiasi dengan pemerintah," jelas John.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Internet Lambat, Ironi di Balik Masifnya Digitalisasi di RI
Next Article Penetrasi Internet Capai 79%, Gimana Peluang Ekonomi Digital RI?