ARTICLE AD BOX
-
-
Berita
-
Politik
Jumat, 28 Februari 2025 - 16:28 WIB
Jakarta, detikai.com - Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah antisipatif dalam menghadapi penutupan PT Sritex yang berpotensi menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di perusahaan tersebut. Saleh mendesak pemerintah segera melakukan langkah-langkah nan terukur.
"Ujung-ujungnya karyawan lagi nan jadi korban, padahal mereka ini bekerja secara profesional. Patuh pada seluruh patokan nan ditetapkan, baik oleh pemerintah maupun perusahaan," kata Saleh dalam keterangannya, Jumat, 28 Februari 2025.
Saleh menekankan, situasi tersebut sangat memprihatinkan di tengah kondisi saat ini.
Aksi tanda tangan di seragam tenaga kerja Sritex untuk kenang-kenangan pasca PHK masal.
Photo :
- detikai.com.co.id/Fajar Sodiq (Solo)
"Dalam situasi dan kondisi seperti ini, mereka nan kelihatannya kudu rela berkorban, padahal kebutuhan mereka saat ini tengah meningkat, memenuhi kebutuhan selama Ramadhan dan Lebaran," ujarnya.
Karena itu, Politikus PAN ini berambisi pemerintah dapat mencari jalan terbaik bagi tenaga kerja dan pekerja PT Sritex.
Pada kesempatan sam, Dia juga menukil hasil Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi VII DPR ke PT Sritex dengan Kementerian Perindustrian beberapa waktu lalu, dimana Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita sempat menyampaikan bahwa pemerintah telah mempunyai skema penanganan perusahaan itu dan memastikan tidak bakal ada PHK tenaga kerja dalam semua opsi nan ada.
"Ya, sekarang kita perlukan Menteri Perindustrian turun tangan. Diperlukan keberpihakan dan kebijakan afirmatif untuk para karyawan. Sebagai menteri senior, saya percaya Pak AGK (Agus Gumiwang Kartasasmita) pasti mempunyai jalan dan solusi," kata Saleh.
Menurutnya, di tengah situasi perekonomian saat ini tidak mudah untuk mencari pekerjaan nan pas dan sesuai, tak terkecuali bagi 8.000 orang lebih eks tenaga kerja PT Sritex.
"Saya yakin, mereka tidak punya tempat mengadu lantaran itu, pemerintah kudu proaktif untuk membantu," kata mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah ini.
"Mereka masyarakat kelas menengah. Tidak berpikiran ke langit. Sehari-hari hanya konsentrasi menghidupi keluarga, dan nan pasti, mereka juga sangat cinta Indonesia,” tambahnya.
Sebelumnya, Karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex mulai mengisi surat pemutusan hubungan kerja (PHK) imbas dari putusan pailit nan dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga Semarang.
Adapun Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Sukoharjo menyebut tenaga kerja PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex berakhir bekerja mulai bulan Maret.
"Intinya PHK dan telah diputuskan tanggal 26 Februari," kata Kepala Disperinaker Kabupaten Sukoharjo Sumarno di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis kemarin.
Halaman Selanjutnya
Menurutnya, di tengah situasi perekonomian saat ini tidak mudah untuk mencari pekerjaan nan pas dan sesuai, tak terkecuali bagi 8.000 orang lebih eks tenaga kerja PT Sritex.