Deretan Kasus Keracunan Mbg Sejak Diluncurkan Pada Januari 2025

detikai.com, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, mengungkap kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak 6 Januari hingga 12 Mei 2025, tercatat 17 kejadian luar biasa nan tersebar di 10 provinsi.

“Menurut info nan kami miliki, ada 17 kejadian luar biasa keracunan pangan mengenai dengan program MBG di 10 provinsi nan telah teridentifikasi,” ungkap Taruna Ikrar saat rapat berbareng Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Ikrar menjelaskan, penyebab pertama keracunan MBG karena adanya kontaminasi awal bahan pangan. Menurutnya, ada sumber kontaminasi pada bahan mentah alias saat pengolahan.

Penyebab kedua ialah pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Kondisi ini dipengaruhi dari suhu, kondisi makanan, dan proses pengolahan.

Penyebab selanjutnya lantaran kegagalan pengendalian keamanan pangan nan berasosiasi dengan higienitas dan sanitasi.

Berikut deretan kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG):

Jumlah keracunan diduga akibat mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor, Jawa Barat, mencapai 214 orang. Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengungkapkan penambahan kasus keracunan ini setelah Pemerintah Kota Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 8 Mei 2025.

Status ini sebagai langkah sigap penanganan dan agunan pembiayaan medis korban di rumah sakit ditanggung APBD dari sumber anggaran biaya tidak terduga (BTT).

"Jadi memang sebelumnya ada keraguan (korban), lantaran ada nan tidak punya BPJS dan asuransi, jika dibawa ke rumah sakit siapa nan membiayai. Makanya ditetapkan KLB supaya siapa pun nan terdampak, terindikasi keracunan, berobat ke rumah sakit," kata Dedie.

Menurutnya, hingga saat ini tetap terdapat 12 siswa nan menjalani perawatan di rumah sakit. Namun demikian, kondisinya sudah berangsur pulih.

"Terakhir saya nengok hari Sabtu kondisinya sudah membaik. Sebagian keluhannya sama, badan tetap lemas, mual, dan pusing," imbuhnya.

Salah satu kejadian terparah terjadi di Kabupaten Cianjur, di mana 176 orang, termasuk 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur serta 98 penduduk lainnya, mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG dan sebuah hajatan. 

Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur apalagi menetapkan kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Gejala nan dialami para korban beragam, mulai dari pusing, mual, hingga muntah.

Kepala Dinkes Cianjur, Yusman Faisal, menyatakan bahwa pihaknya telah memaksimalkan penanganan terhadap korban dan melakukan pendataan menyeluruh.

Di Kota Bandung, 342 siswa SMP Negeri 35 juga mengalami indikasi keracunan setelah mengonsumsi MBG pada 29 April 2024.

Kepala Dinkes Kota Bandung, Anhar Hadian, menyatakan bahwa pihaknya langsung melakukan investigasi dan pengambilan sampel makanan untuk mengetahui penyebab keracunan.

Sebanyak 400 pelajar di Tasikmalaya, Jawa Barat, keracunan makanan setelah mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Jumlah tersebut berasas info nan diperoleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya.

Pelajar nan terdampak merupakan siswa TK, SD, madrasah ibtidaiyah (MI) dan SMP.

Meski demikian, kebanyakan siswa tidak mengalami indikasi berat, sehingga tidak mendapatkan penanganan medis. Bahkan banyak siswa nan sudah beraktivitas sekolah lagi.

Sebanyak sepuluh siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami indikasi mual dan muntah-muntah usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Kapolres Bombana AKBP Wisnu Hadi menyampaikan bahwa pihaknya telah mengamankan puluhan paket makanan nan diduga dalam kondisi tidak layak konsumsi.

"Total sekitar 53 paket makanan diduga lama sudah kita ambil sampelnya dan bakal diuji laboratorium oleh Dinas Kesehatan Bombana," ujar AKBP Wisnu Hadi.

Sebanyak 1.026 paket makanan MBG dibagikan kepada tiga sekolah di wilayah Kecamatan Rumbia, ialah SD Negeri 33 Kasipute, SD Negeri 08 Kasipute, SD Negeri 27 Doule.

Lokasi temuan makanan diduga lama berada di SD Negeri 33 Kasipute, tempat para siswa nan mengalami keracunan belajar.

Sebanyak 29 siswa SD Katolik Andaluri, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan mengalami indikasi keracunan ringan usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 18 Februari 2025.

Menurut laporan awal, para siswa mulai menunjukkan indikasi seperti mual, sakit perut, dan muntah-muntah tak lama setelah waktu makan siang. Meski gejalanya tergolong ringan, pihak sekolah segera bertindak sigap dengan membawa siswa nan terdampak ke puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan medis.

“Tindakan sigap sangat membantu. Semua siswa sudah dalam kondisi stabil dan pulih,” ujar seorang tenaga kesehatan nan menangani para korban.

Sebanyak sepuluh siswa SDN Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami mual dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 16 Januari 2025.

Beruntung, kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan kondisi serius dan dapat segera ditangani oleh Puskesmas setempat.

Usai menunjukkan gejala, seluruh siswa langsung mendapatkan pertolongan medis. “Tidak ada nan dirujuk ke rumah sakit,".