ARTICLE AD BOX
detikai.com
Senin, 05 Mei 2025 21:35 WIB

Jakarta, detikai.com --
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan pentingnya program Keluarga Berencana (KB) bagi masyarakat penerima support sosial (bansos) dari Pemprov Jabar.
Ia menyatakan program bansos mendatang berbasis info kependudukan, termasuk keikutsertaan para laki-laki dalam program KB. Dedi pun mencontohkan rencana mengenai pemberian jaringan listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti, ada 150.000 penerima jaringan listrik baru dari Pemdaprov Jabar. Namun, syaratnya boleh dipasang listrik kudu KB dulu," kata Dedi dalam keterangan tertulis seperti diberitakan detikaicom, Senin (5/5).
Tak hanya listrik, keikutsertaan program KB juga bakal dicek dalam rencana pemberian danasiwa kepada anak-anak di Jawa Barat. Hal serupa disebut bertindak bagi calon penerima bansos lain nan tetap berada di usia produktif.
"Para penerima support sosial nan penerimanya, misalnya tetap usia produktif, boleh menerima bansos, tapi kudu KB dulu," tuturnya.
[Gambas:Video CNN]
Ia menambahkan, info kependudukan ke depan kudu mencatat siapa saja nan sudah mengikuti KB.
"Data kependudukan itu saya mau sudah tercantum orang itu KB alias tidak. Untuk apa, ketika kami menurunkan support (sudah) ber-KB. Kalau belum ber-KB, maka KB dulu, tapi KB-nya kudu laki-lakinya," katanya.
Ia kemudian mengungkapkan dirinya tidak secara spesifik menyebut vasektomi menjadi syarat wajib untuk menerima bantuan.
Menurut Dedi, krusial mendorong partisipasi laki-laki dalam program KB agar beban reproduksi tidak hanya ditanggung perempuan.
Ia beranggapan penggunaan kontrasepsi, seperti pil, pada wanita sering menimbulkan masalah, salah satunya lantaran lupa mengonsumsi sesuai jadwal.
Ia menambahkan bahwa tanggung jawab membesarkan dan menyekolahkan anak ada pada suami. Jika tak bisa memenuhi tanggung jawab itu, menurut Dedi, suami tersebut telah kandas menjalankan perannya.
(chri)