ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Sejumlah merek ternama nan ada di Indonesia diketahui tutup. Hal ini terjadi nyaris di semua industri, seperti kosmetik hingga e-commerce.
Terbaru Tupperware nan mengumumkan meninggalkan Indonesia setelah 33 tahun beroperasi. Merek tersebut dikenal sebagai tempat makanan dan minuman dengan bahan kokoh.
Berikut beberapa perusahaan nan akhirnya gulung tikar:
1. Tupperware
Tupperware mengumumkan menutup operasionalnya di Indonesia bulan April ini. Secara resmi merek tersebut telah menghentikan operasional bisnisnya sejak 31 Januari 2025 lalu.
Perusahaannya di dunia diketahui tidak berkinerja baik. Tupperware sempat bangkrut, namun akhirnya diselamatkan berkah pengadilan di Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan kesepakatan, Tupperware bakal menjual nama merek dan aset utamanya kepada sekelompok pemberi pinjaman. Besarannya mencapai US$23,5 juta tunai dan US$63 juta dalam keringanan utang.
2. Revlon
Raksasa kosmetik ini mengusulkan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di AS pada Juni 2022. Harapannya dapat menerima US$575 juta dari pembiayaan debitur, nan diperuntukkan untuk mendukung operasional sehari-hari.
Revlon sendiri dikenal sebagai brand ternama di dunia. Bahkan merek tersebut pernah menjadi perusahaan kosmetik terbesar kedua secara penjualan pada abad ke-20.
3. Giant
Masalah nan dihadapi Giant sudah dimulai pada 2015 dengan menutup 75 gerainya lantaran rendahnya penjualan. Tiga tahun kemudian, beberapa gerai termasuk Giant Express diputuskan ditutup dan tersisa 142 gerai dari sebelumnya 166 gerai.
Kemudian pada Juli 2019, Giant juga kembali menutup beberapa gerainya di beberapa letak termasuk Margo City Depok, Mayasari Plaza dan Kalibata.
4. Kodak
Puluhan tahun lalu, kodak banyak digunakan para pencinta fotografi alias masyarakat nan hanya mau mengabadikan momen spesialnya menggunakan kamera. Namun perusahaan akhirnya diputus pailit pada 2012 setelah berdiri sejak 1892.
Meski menjadi perintis fotografi, sayang Kodak tak bisa bersaing mengikuti zaman. Saat itu telah dimulai berkembang produk digital, nan akhirnya juga maju secara pesat.
Foto: Reuters
Kodak
5. PT Nyonya Meneer
PT Nyonya Meneer merupakan perusahaan produsen jamu tradisional Jawa. Nyonya Meneer sebagai pelopornya menggunakan keahliannya untuk mengobati beragam penyakit untuk meracik jamu dan kemudian dipasarkan.
Namun sama seperti nasib perusahaan lainnya, Jamu Cap Potret Nyonya Meneer juga ikut tutup. Kebangkrutan telah dirasakan setelah kerusuhan operasional sejak 1984 hingga 2000.
Nyonya Meneer akhirnya diputus. Perusahaan diketahui mempunyai utang hingga Rp 267 miliar.
6. JD.ID
E-commerce ini hanya memperkuat 8 tahun sebelum akhirnya berakhir beraksi di Indonesia pada 31 Maret 2023. Sebelum tutup, JD.ID telah melakukan sejumlah PHK hingga menutup jasa logistiknya.
JD.ID merupakan perusahaan hasil kongsi dari Jingdong (JD.com) berbareng Provident Capital nan merupakan perusahaan ekuitas asal Singapura.
7. Sritex
Penutupan Sritex awal Maret lampau sempat jadi bahan perbincangan masyarakat. Diketahui PT Sri Rejeki Isman Tbk merupakan salah satu produsen tekstil terbesar di tanah air, apalagi area Asia Tenggara.
Sritex sempat membukukan untung bersih apalagi saat Covid-19 melanda Indonesia. Sayang usai pandemi, perusahaan dilanda persoalan finansial dengan kerugian mencapai Rp 15,29 triliun pada 2021.
(npb/haa)
Saksikan video di bawah ini: