ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengirim siswa nan dianggap susah ditangani oleh orang tua maupun sekolah ke barak militer untuk dibina secara disiplin.
Kebijakan ini menjadi langkah pengganti setelah orang tua dan pihak sekolah menyatakan sudah tak bisa menangani perilaku siswa-siswa tersebut.
Dengan surat pernyataan bermaterai, para orang tua menyerahkan anaknya kepada pihak barak militer untuk didisiplinkan, namun tetap difasilitasi pendidikan akademik dan pendampingan psikologis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam unggahan di akun YouTube pribadinya, Dedi membagikan momen saat berjamu ke Resimen 1 Kostrad, Purwakarta, Jawa Barat. Ia menanyakan soal kelangsungan pendidikan umum seperti ujian sekolah siswa-siswa tersebut dengan Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein.
Saepul menjelaskan ujian nan dilakukan mengikuti kurikulum masing-masing sekolah, sehingga bisa saja agenda ujian tiap siswa berbeda.
"Kemarin nan ujian baru dua orang. Waktu ujian sekolah ini diserahkan sekolah masing-masing, jadi tidak berbarengan," kata Saepul.
Salah satu personil TNI nan bekerja mendampingi siswa pun menjelaskan bahwa aktivitas belajar mengajar tetap berjalan.
"Kemarin mereka melaksanakan ujian hanya sebagian, lantaran memang dari program sekolahnya mereka ujian. Jadi mereka dari sekolah datang ke sini membawa paket untuk ujiannya dilaksanakan di sini (Rindam). Untuk pelajaran tetap dilaksanakan juga. Nanti guru-guru nan dari sekolah itu mereka datang ke sini untuk memberi pelajaran," ujarnya.
Dengan sistem ini, para siswa tetap terhubung dengan sekolah masing-masing. Mereka menjalani kurikulum sesuai jenjang pendidikan dan tetap mengikuti ujian sekolah dengan pengawasan khusus.
Paket soal ujian dikirim langsung dari sekolah ke barak, memastikan proses belajar tidak terputus meski siswa sedang dalam masa pembinaan.
Tak hanya pendidikan formal, akomodasi di barak juga menyediakan pendampingan mental dan spiritual. Guru pengarahan konseling hingga psikolog ikut dilibatkan.
"Guru psikolog ada?" ujar Dedi
"Guru BK, psikolog ada," jawab Saepul.
Selain sesi konseling, para siswa mengikuti aktivitas pertimbangan diri. Mereka diminta menulis perasaan, menjawab kuesioner, hingga mengikuti tes ilmu jiwa seperti menggambar, nan bermaksud untuk memahami kondisi psikologis mereka.
Di sisi lain, pendekatan spiritual juga diberikan, terutama bagi siswa berakidah Islam. Seorang ustaz rutin datang memberikan pidato dan kajian keagamaan untuk menanamkan nilai moral dan etika selama masa pendidikan.
Meski menuai pro dan kontra, Dedi menegaskan bahwa pendekatan ini tidak bermaksud menghukum, melainkan membentuk ulang karakter siswa agar siap kembali ke sekolah dan kehidupan sosial secara sehat dan bertanggung jawab.
Dedi pun berencana menempatkan para siswa 'lulusan' barak militer ini ke sekolah khusus. Ia juga segera meneken Pergub terkait penempatan siswa bandel ke barak militer.
(fra/kay/fra)
[Gambas:Video CNN]