Cuci Uang Rp455 T, Vonis Seumur Hidup Taipan Vietnam Jadi 30 Tahun Bui

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Senin, 21 Apr 2025 14:35 WIB

Masa tahanan konglomerat properti Vietnam, Truong My Lan, disunat jadi 30 tahun penjara usai sebelumnya divonis balasan penjara seumur hidup. Konglomerat properti Vietnam, Truong My Lan (tengah). Foto: AFP/STR

Jakarta, detikai.com --

Konglomerat properti Vietnam, Truong My Lan, nan dijatuhi balasan penjara seumur hidup lantaran pencucian duit senilai US$17 miliar (sekitar Rp285 triliun), dipotong masa hukumannya menjadi 30 tahun melalui proses banding.

Dalam sidang banding nan digelar pada Senin (21/4), pengadilan memutuskan tidak ada dasar untuk mengurangi balasan Lan. Namun dia bisa terhindar dari balasan mati, jika mengembalikan tiga perempat dari aset nan dicuri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada April 2024 lalu, Lan dinyatakan bersalah lantaran mencuri duit dari Saigon Commercial Bank (SCB) dan penipuan sebesar US$27 miliar (sekitar Rp455 triliun).

Pada sidang tersebut, pengadilan menyatakan Lan dijatuhi balasan seumur hidup atas tiga kejahatan. Namun pada persidangan kedua Oktober 2024 lalu, pengadilan banding menyatakan balasan penjara Lan dikurangi menjadi 30 tahun.

"Lan memainkan peran utama, tetapi kami juga mempertimbangkan jumlah duit nan telah dihabiskan Lan untuk mengatasi konsekuensinya (memberi kompensasi ke para korban)," kata pengadil Pham Cong Moui, dikutip dari AFP.

Pada sidang banding itu, Lan menyebut apa nan dialaminya adalah sebuah "kecelakaan".

"Sejak dipenjara, saya telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencari solusi terbaik menangani proyek dan properti saya. Mohon akui upaya saya," kata dia di sidang itu.

Pebisnis wanita berumur 68 tahun itu sebelumnya dinyatakan bersalah atas pencucian duit dan perdagangan terlarangan lintas batas.

Selama persidangan, pengadilan menetapkan bahwa Lan adalah "otak kejahatan dengan metode canggih, berkali-kali, sehingga menimbulkan akibat nan sangat serius".

Pada sidang pertama, Lan dinyatakan bersalah atas penggelapan US12,5 miliar, namun jaksa menyatakan kerugian nan disebabkan oleh penipuan tersebut berjumlah US$27 miliar alias setara dengan enam persen PDB Vietnam pada tahun 2023.

Lan hanya mempunyai lima persen saham di SCB di atas kertas. Namun pengadilan menyimpulkan bahwa Lan mengendalikan lebih dari 90 persen saham melalui keluarga, teman, dan staf.

(dna/dna)

Selengkapnya