Cuaca Indonesia Hari Ini Kamis 24 April 2025: Mayoritas Pagi Hingga Malam Seluruhnya Berawan

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Langit sebagian besar wilayah Indonesia pada Kamis pagi (24/4/2025) diprediksi cerah, cerah berawan, berawan, hujan ringan dan hujan sedang. Wilayah nan turun hujan dengan intensitas sedang ialah Serang. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, cuaca di sebagian besar kota-kota Indonesia pada siang hari kelak diprakirakan bakal cerah, di antaranya Denpasar, Tarakan, dan Mataram.

Namun tak sedikit kota-kota besar di Indonesia nan diguyur hujan dengan intensitas sedang pada siang nanti, seperti Jambi, Bandung, Palangkaraya, Samarinda, Pangkal Pinang, Ternate, Pekanbaru, dan Medan.

Selanjutnya, malam hari nanti, cuaca Indonesia sebagian besar diprediksi berawan, cerah berawan, cerah, dan turun hujan berintensitas ringan di beberapa wilayah.

Berikut info prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya nan dikutip detikai.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Berawan  Berawan  Berawan
 Denpasar  Cerah  Cerah  Hujan Ringan
 Serang  Hujan Sedang  Berawan  Berawan
 Bengkulu  Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Yogyakarta   Cerah  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Gorontalo   Berawan  Berawan  Berawan
 Jambi   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Bandung   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah
 Semarang   Berawan  Berawan  Berawan
 Surabaya   Cerah Berawan  Berawan  Cerah
 Pontianak   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Banjarmasin   Berawan  Berawan  Berawan
 Palangkaraya  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Samarinda  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Tarakan   Cerah Berawan  Cerah  Cerah
 Pangkal Pinang  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Tanjung Pinang   Berawan  Berawan  Berawan
 Bandar Lampung  Hujan Ringan  Berawan  Berawan
 Ambon   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Ternate   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Mataram   Cerah Berawan  Cerah  Cerah
 Kupang   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Kota Jayapura  Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Manokwari   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Pekanbaru   Berawan   Hujan Ringan  Berawan
 Mamuju   Berawan  Berawan  Berawan
 Makassar   Berawan  Berawan  Berawan
 Kendari   Berawan  Berawan  Berawan
 Manado    Berawan  Berawan  Berawan
 Padang   Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Palembang  Berawan   Berawan  Berawan
 Medan   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa cuaca panas nan terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas alias heatwave.

Penyebab Cuaca Panas Hari Ini, Fenomena Alam nan Perlu Diwaspadai

Jakarta Cuaca panas ekstrem merujuk pada kondisi suhu udara nan jauh lebih tinggi dari rata-rata normal dalam jangka waktu tertentu. Fenomena ini ditandai dengan suhu nan mencapai lebih dari 35°C selama beberapa hari berturut-turut. Di Indonesia, cuaca panas ekstrem umumnya terjadi saat musim kemarau, namun intensitasnya dapat meningkat akibat beragam aspek alam dan aktivitas manusia.

Cuaca panas ekstrem berbeda dengan gelombang panas (heatwave) nan umum terjadi di negara-negara subtropis. Gelombang panas didefinisikan sebagai periode suhu sangat tinggi nan berjalan minimal 3 hari berturut-turut, dengan suhu maksimum harian melampaui 5°C di atas rata-rata suhu normal. Sementara di Indonesia, peningkatan suhu umumnya tidak setajam itu lantaran posisi geografisnya di wilayah tropis.

Meski demikian, cuaca panas ekstrem tetap perlu diwaspadai lantaran dampaknya nan signifikan terhadap kesehatan, produktivitas, dan beragam sektor kehidupan. Pemahaman nan tepat tentang arti dan karakter cuaca panas ekstrem krusial untuk mengambil langkah antisipasi dan mitigasi nan tepat.

Penyebab Utama Cuaca Panas di Indonesia

Cuaca panas ekstrem nan melanda Indonesia disebabkan oleh kombinasi beragam faktor, baik nan berkarakter alami maupun akibat aktivitas manusia. Berikut adalah penjelasan perincian mengenai penyebab-penyebab utamanya:

1. Fenomena El Niño

El Niño merupakan kejadian suasana dunia nan ditandai dengan pemanasan suhu permukaan laut di wilayah ekuator Samudera Pasifik. Kondisi ini menyebabkan perubahan pola sirkulasi atmosfer nan berakibat pada cuaca di beragam bagian dunia, termasuk Indonesia.El Niño nan terjadi tergolong kuat, mengakibatkan penurunan curah hujan dan peningkatan suhu di sebagian besar wilayah Indonesia.

2. Perubahan Iklim Global

Pemanasan dunia akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer telah mengubah pola suasana secara global. Indonesia, sebagai negara kepulauan, sangat rentan terhadap akibat perubahan suasana ini. Peningkatan suhu rata-rata dunia berkontribusi pada intensifikasi cuaca panas di beragam wilayah, termasuk Indonesia.

3. Posisi Matahari

Posisi semu mentari nan bergerak dari bagian bumi utara menuju khatulistiwa pada periode September-Oktober tahun lampau menyebabkan intensitas radiasi mentari nan diterima wilayah Indonesia meningkat. Fenomena ini dikenal sebagai mobilitas semu tahunan mentari dan berkedudukan dalam peningkatan suhu, terutama di wilayah nan berada dekat dengan garis khatulistiwa.

4. Minimnya Tutupan Awan

Kurangnya pembentukan awan di atmosfer Indonesia, terutama selama musim kemarau, menyebabkan radiasi mentari dapat mencapai permukaan bumi tanpa hambatan. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan suhu udara, terutama pada siang hari. Minimnya tutupan awan juga berangkaian erat dengan berkurangnya curah hujan nan biasanya berfaedah mendinginkan suhu permukaan.

5. Urbanisasi dan Efek Urban Heat Island

Pertumbuhan kota-kota besar di Indonesia nan pesat telah menciptakan kejadian urban heat island, di mana suhu di pusat kota condong lebih tinggi dibandingkan wilayah sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh kekuasaan permukaan nan menyerap panas seperti aspal dan beton, serta kurangnya ruang terbuka hijau nan berfaedah sebagai penyejuk alami.

6. Deforestasi

Penggundulan rimba nan tetap terjadi di beragam wilayah Indonesia turut berkontribusi pada peningkatan suhu lokal dan regional. Hutan berkedudukan krusial dalam menjaga kelembaban udara dan menyerap karbon dioksida, sehingga berkurangnya tutupan rimba dapat memperparah kondisi cuaca panas.

7. Aktivitas Industri dan Transportasi

Peningkatan aktivitas industri dan transportasi, terutama di kota-kota besar, menghasilkan emisi gas rumah kaca dan panas nan berkontribusi pada peningkatan suhu udara lokal. Polusi udara nan dihasilkan juga dapat mempengaruhi pembentukan awan dan pola curah hujan.

Kombinasi faktor-faktor di atas menciptakan kondisi nan kondusif bagi terjadinya cuaca panas ekstrem di Indonesia. Pemahaman mendalam tentang penyebab-penyebab ini krusial untuk merancang strategi mitigasi dan penyesuaian nan efektif dalam menghadapi tantangan perubahan suasana di masa depan.

Dampak Cuaca Panas Ekstrem

Cuaca panas ekstrem nan melanda Indonesia membawa beragam akibat signifikan terhadap beragam aspek kehidupan. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai dampak-dampak tersebut:

1. Dampak Terhadap Kesehatan

Cuaca panas ekstrem dapat menimbulkan beragam masalah kesehatan, terutama bagi golongan rentan seperti lansia, anak-anak, dan penderita penyakit kronis. Beberapa akibat kesehatan nan perlu diwaspadai antara lain:

  • Heat stroke alias sengatan panas, kondisi darurat medis nan dapat menakut-nakuti jiwa
  • Dehidrasi akut akibat kehilangan cairan tubuh berlebihan
  • Kelelahan akibat panas nan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Peningkatan akibat penyakit jantung dan pernapasan
  • Gangguan tidur akibat suhu malam hari nan tetap tinggi
  • Peningkatan akibat jangkitan kulit akibat keringat berlebih

2. Dampak Terhadap Pertanian dan Ketahanan Pangan

Sektor pertanian merupakan salah satu nan paling terdampak oleh cuaca panas ekstrem. Dampaknya meliputi:

  • Penurunan hasil panen akibat kekeringan dan stress tanaman
  • Peningkatan serangan (benih)penyakit dan penyakit tanaman
  • Perubahan pola tanam dan almanak pertanian
  • Risiko kebakaran lahan dan rimba nan meningkat
  • Ancaman terhadap ketahanan pangan nasional

3. Dampak Terhadap Sumber Daya Air

Cuaca panas ekstrem berpotensi mengganggu kesiapan dan kualitas sumber daya air, meliputi:

  • Penurunan debit air sungai dan danau
  • Kekeringan di beragam wilayah, terutama wilayah nan rawan kekeringan
  • Intrusi air laut di wilayah pesisir akibat penurunan muka air tanah
  • Peningkatan bentrok penggunaan air antara sektor pertanian, industri, dan rumah tangga

4. Dampak Terhadap Infrastruktur dan Energi

Infrastruktur dan sektor daya juga tidak luput dari akibat cuaca panas ekstrem:

  • Peningkatan kebutuhan listrik untuk pendinginan ruangan
  • Risiko overheating pada peralatan elektronik dan mesin industri
  • Kerusakan jalan akibat ekspansi termal aspal
  • Gangguan pada jaringan transmisi listrik

5. Dampak Terhadap Ekonomi

Secara keseluruhan, cuaca panas ekstrem dapat berakibat negatif terhadap ekonomi melalui:

  • Penurunan produktivitas pekerja, terutama nan bekerja di luar ruangan
  • Peningkatan biaya kesehatan akibat penyakit mengenai panas
  • Kerugian di sektor pertanian dan perikanan
  • Peningkatan biaya daya untuk pendinginan
  • Potensi gangguan pada sektor pariwisata

6. Dampak Terhadap Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati

Cuaca panas ekstrem juga menakut-nakuti keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati:

  • Perubahan pola migrasi hewan
  • Gangguan pada siklus reproduksi tanaman dan fauna
  • Peningkatan akibat kebakaran rimba nan menakut-nakuti kediaman alami
  • Perubahan pengedaran jenis tumbuhan dan hewan

7. Dampak Sosial

Cuaca panas ekstrem juga dapat mempengaruhi dinamika sosial masyarakat:

  • Peningkatan stress dan ketegangan sosial akibat ketidaknyamanan fisik
  • Perubahan pola hubungan sosial, dengan kecenderungan orang untuk tinggal di dalam ruangan
  • Potensi peningkatan bentrok sosial mengenai sumber daya, terutama air

Memahami beragam akibat cuaca panas ekstrem ini krusial untuk merancang strategi penyesuaian dan mitigasi nan komprehensif. Diperlukan kerjasama beragam pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat umum, untuk mengatasi tantangan ini secara efektif.

Selengkapnya
↑