ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - China menyasar Google dan Tesla sebagai jawaban atas kebijakan tarif nan diumumkan oleh Amerika Serikat atas produk impor asal China.
Regulator pasar pemerintah China menyatakan Google diduga melanggar norma anti-monopoli dan memulai penyelidikan atas perusahaan teknologi raksasa tersebut. Namun, mereka tidak memberikan perincian atas jenis pelanggaran alias rencana investigasi.
Menurut Reuters, China saat ini menyumbang sekitar 1 persen dari pendapatan dunia Google. Meskipun mesin pencarian Google diblokir di China, Google tetap meraup pendapatan dari pengiklan asal China.
Perusahaan teknologi lain nan menjadi sasaran China adalah Tesla. China mengumumkan tarif 10 persen atas beberapa jenis truk dan sedan bermesin besar nan diimpor dari AS. Tarif ini bisa berakibat kepada Cybertruck buatan Tesla nan baru bakal dijual di China.
Selain perusahaan-perusahaan teknologi tersebut, China juga menyasar produsen merek fesyen Calvin Klein dan Tommy Hilfiger, PVH Corp serta perusahaan bioteknologi Illumina. Kedua perusahaan dituduh melakukan tindakan diskriminatif atas perusahaan China sehingga dimasukkan ke dalam "daftar tak tepercaya."
Perusahaan nan masuk ke dalam daftar hitam tersebut terancam denda dan hukuman lain, termasuk penyetopan perdagangan dan pencabutan izin pekerja asing.
Kementerian Keuangan China juga mengumumkan tarif sebesar 15% untuk batu bara dan gas alam cair (LNG) asal AS, serta tarif 10% terhadap minyak mentah, peralatan pertanian, dan beberapa jenis kendaraan.
Di saat nan sama, China memperketat kontrol ekspor atas sejumlah logam tanah jarang dan mineral krusial lainnya nan sangat dibutuhkan untuk teknologi tinggi dan transisi daya bersih.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bikin Iri! Karyawan Tesla Naik Gaji Saat Banyak Perusahaan PHK
Next Article AS Kebiri Penetrasi Teknologi China, Beijing 'Dibunuh' Pelan-Pelan