ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Presiden Donald Trump menandatangani sebuah perintah pelaksana pada Senin (20/1) nan menunda selama 75 hari pemberlakuan larangan TikTok, nan rencana awalnya ditutup pada 19 Januari 2025.
Di sisi lain, Trump menyarankan agar pemerintah Amerika Serikat (AS) dapat mengambil separuh (50%) kepemilikan saham TikTok sebagai hadiah agar aplikasi ini tetap bisa beraksi di Negeri Paman Sam.
Layanan video pendek nan digunakan oleh 170 juta orang Amerika ini sempat offline untuk pengguna AS pada Sabtu (18/1), beberapa jam sebelum undang-undang nan menyatakan bahwa TikTok kudu dijual oleh pemiliknya nan berasal dari Cina, ByteDance, dengan argumen keamanan nasional bertindak pada Minggu (19/1).
Tak butuh waktu lama, TikTok memulihkan akses keesokan harinya dan berterima kasih kepada Trump lantaran telah memberikan agunan kepada TikTok dan mitra bisnisnya bahwa mereka tidak bakal menghadapi denda nan besar untuk menjaga aplikasi tetap berjalan.
Aplikasi dan situs web sudah beraksi pada Senin, tetapi TikTok tetap belum tersedia untuk diunduh di toko aplikasi Apple dan Google.
Perintah Trump, nan ditandatangani beberapa jam setelah dia dilantik, meminta agar jaksa dapat memberikan kesempatan kepada pemerintahan Trump nan baru untuk menentukan tindakan nan tepat mengenai TikTok.
Perintah pelaksana ini mengakhiri 48 jam manuver norma dan intrik politik nan membikin jutaan pengguna TikTok merasa sedih dan kemudian kembali senang dengan nasib aplikasi favorit mereka nan berubah dengan cepat.
Hubungan China-AS
Perdebatan mengenai TikTok juga terjadi pada saat nan menegangkan dalam hubungan AS-RRT. Trump mengatakan bahwa dia beriktikad untuk mengenakan tarif terhadap China, tetapi juga mengindikasikan bahwa dia berambisi untuk bisa berkomunikasi langsung dengan pemimpin China.
Sementara itu, pemerintah China memberikan sinyal untuk berbincang dengan pemerintah AS demi membikin operasional TikTok aman di negara tersebut. Kementerian Luar Negeri China menegaskan AS kudu bersungguh-sungguh mendengarkan bunyi logika dan menyediakan lingkungan upaya nan terbuka, adil, dan tidak diskriminatif bagi entitas pasar dari negara lain.
Menanggapi permintaan Trump agar kepemilikian TikTok di AS sebanyak 50% diberikan ke penanammodal AS, ahli bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan pada konvensi pers bahwa TikTok telah beraksi di AS selama bertahun-tahun dan sangat terkenal di kalangan pengguna AS.
Hal ini telah memainkan peran positif dalam meningkatkan lapangan kerja dan konsumsi AS.
"Jika menyangkut tindakan seperti operasi dan akuisisi bisnis, kami percaya tindakan tersebut kudu diputuskan secara independen oleh perusahaan sesuai dengan prinsip pasar," kata Mao.
Jika perihal ini melibatkan perusahaan China, norma dan peraturan China kudu dipatuhi, dia menambahkan.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Lompatan Teknologi 5G Menuju Generasi 6G, Indonesia Sudah Siap?
Next Article Trump Beri Sinyal Batalkan Blokir TikTok, Beberkan Jasa Aplikasi China