ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Upaya Amerika Serikat (AS) melumpuhkan perkembangan teknologi China sepertinya bakal kandas total. China terus membuktikan kekuatannya dalam menghadapi pemblokiran chip berkali-kali dari AS.
Terbaru, China berencana mengeluarkan pedoman untuk mendorong penggunaan chip terbuka (open source) RISC-V secara nasional untuk pertama kalinya, menurut sumber dalam nan familiar dengan rumor tersebut.
Hal ini merupakan strategi Beijing mengakselerasi kemandirian dalam negeri agar tak melulu berjuntai pada teknologi nan dimiliki AS dan sekutu.
Pedoman kebijakan untuk mendorong chip RISC-V itu kemungkinan dirilis pada bulan ini. Namun, belum ada bocoran mengenai tanggal pastinya.
Ada 8 lembaga pemerintah nan menyusun draf pedoman kebijakan tersebut, termasuk Lembaga Ruang Siber, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi, Kementerian Sains dan Teknologi, serta Lembaga Kekayaan Intelektual Nasional.
Lembaga pemerintah tak merespons permintaan komentar dari Reuters.
Kabar ini langsung mendongkrak saham beberapa perusahaan developer chip China. Di antaranya VeriSilicon nan naik 10%, serta ASR Microelectronics, Shanhai Anlogic Infotech, dan 3Peak nan naik antara 8,6-15%.
Apa itu RISC-V?
RISC-V adalah teknologi open source nan digunakan untuk merancang beragam chip dengan keahlian menengah. Penggunaannya bisa untuk smartphone hingga CPU untuk server kepintaran buatan (AI).
RISC-V bersaing secara dunia dengan beberapa teknologi arsitektur chip pada umumnya seperti x86, nan didominasi pabrikan AS seperti Intel, AMD, dan Arm.
Di China, lembaga pemerintah dan lembaga penelitian sudah mendorong pengembangan RISC-V dalam beberapa tahun terakhir. Teknologi ini dinilai netral secara geopolitik.
Perancang chip China tertarik dengan biaya RISC-V nan relatif murah. Penggunaannya kian meluas di China setelah negara kekuasaan Xi Jinping menghadapi tekanan pemblokiran nan intensif dari AS.
Perang AS-China
Pada 2023 lalu, Reuters melaporkan para pemangku kebijakan di AS menekan pemerintahan Biden untuk melarang perusahaan AS mengembangkan RISC-V. Mereka cemas teknologi tersebut bakal dieksploitasi Beijing lantaran karakternya nan terbuka.
RISC-V memang sudah dilihat sebagai jalan bagi China untuk mengembangkan industri semikonduktor secara mandiri, sehingga bisa lepas dari cengkraman AS.
Penyedia kekayaan intelektual RISC-V terbesar di China termasuk Xuantie milik Alibaba dan startup Nuclei System Technology. Mereka menjual prosesor RISC-V komersil ke perancang chip.
Pelaku industri mengatakan ketenaran DeepSeek bakal turut menggenjot mengambil RISC-V. Pasalnya banyak startup AI China nan mencari langkah untuk mengembangkan AI dengan efisien menggunakan chip kelas menengah.
Manager di China Mobile System Integration, Sun Haitao, mengatakan perusahaan-perusahaan mini nan mau menggunakan AI dan DeepSeek bisa merancang chip mereka dengan arsitektur RISC-V.
"Jika satu set RISC-V bisa mencapai level kehebatan [chip] Nvidia dan Huawei dengan nilai 10 juta yuan, artinya 3 set tetap bakal menyantap biaya nan jauh lebih rendah," kata dia.
"Menurut saya ini adalah terobosan baru," dia menambahkan.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Antisipasi China, AS Perketat Akses Ekspor Chip & AI
Next Article Donald Trump Menang Pilpres AS, Begini Nasib China