ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Presiden China Xi Jinping berjumpa dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet pada Kamis, 17 April 2025. Hubungan China-Kamboja disepakati tetap kokoh dan tahan segala ujian eksternal.
Selain itu, 2025 juga diumumkan sebagai Tahun Pariwisata China-Kamboja. Xi menegaskan, persahabatan erat antara China dan Kamboja dibangun di atas warisan sejarah, fondasi politik nan kokoh, dan semangat kerja sama nan kuat.
"China bakal terus mendukung Kamboja dalam menempuh jalur pembangunan nan sesuai dengan kondisi nasionalnya, mendukung pemerintahan Kamboja dalam mencapai keberhasilan tata kelola, dan mendukung peran Kamboja nan lebih signifikan dalam urusan regional maupun internasional," kata Presiden China Xi Jinping dalam keterangan dikutip Jumat (18/4/2025).
Dia juga menekankan pentingnya memanfaatkan Komite Koordinasi antarpemerintah China-Kamboja, mendorong perbincangan strategis antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan kedua negara.
Kedua negara, lanjut Xi, juga perlu mendorong kerja sama Belt and Road nan berbobot tinggi dan terus memperkaya kerangka kerja sama ‘Diamond Hexagon’ guna memberikan dorongan baru bagi upaya modernisasi masing-masing.
Xi juga mendorong agar lebih banyak perusahaan China berinvestasi di Kamboja. Hal ini disebut dapat membuka pasar domestik nan besar bagi produk Kamboja serta meningkatkan impor produk pertanian unggulan.
Lebih lanjut, China juga bakal terus menyediakan danasiwa pemerintah untuk pelajar Kamboja, mendorong lebih banyak pertukaran antar pemerintah daerah, organisasi media, dan lembaga ahli filsafat agar kedua negara dapat semakin dekat satu sama lain.
"Kedua pihak juga kudu mengambil langkah tegas dan efektif untuk memberantas pertaruhan online dan penipuan telekomunikasi, serta menjaga keamanan publik dan hubungan nan normal antarnegara di kawasan," papar Presiden China Xi Jinping.
Menurut Xi, China dan Kamboja kudu selalu berpegang pada nilai perdamaian, solidaritas, kerja sama, serta menentang segala corak unilateralisme dan tindakan intimidasi. Dia berharap, kedua negara dapat secara tegas menolak pertentangan blok dan konfrontasi berbasis kubu.
Presiden China Xi Jinping telah berbincang dengan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, melalui telepon pada Jumat (17/1/2025). Hal ini menandai percakapan langsung pertama antara keduanya sejak 2021.
Xi Jinping: China Siap Perkuat Kerja Sama dengan Asia Tenggara Hadapi Guncangan Ekonomi
Sebelumnya, Presiden Xi Jinping menyampaikan pada Rabu (16/4) bahwa China bakal menjadi mitra nan berkarakter kolaboratif dan berdiri berbareng negara-negara Asia Tenggara dalam menghadapi guncangan ekonomi global.
"Dalam menghadapi guncangan terhadap tatanan dunia dan globalisasi ekonomi, China dan Malaysia bakal berdiri berbareng negara-negara di area ini untuk melawan arus bawah dari konfrontasi geopolitik ... serta arus kembali dari unilateralisme dan proteksionisme," kata Xi dalam pidatonya saat jamuan makan malam berbareng Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim dalam kunjungan kenegaraannya ke Malaysia, seperti dilansir AP.
"Bersama-sama, kita bakal menjaga masa depan cerah bagi family besar Asia."
Malaysia adalah bagian dari lawatan Xi ke tiga negara ASEAN, nan meliputi Vietnam, dan Kamboja. Kunjungannya berjalan di tengah eskalasi perang jual beli nan dikobarkan Presiden Donald Trump.
Meskipun kunjungan ke Malaysia diyakini telah direncanakan sebelumnya, namun China dinilai memanfaatkan perkembangan terkini untuk memperkuat hubungan di area serta mencari langkah untuk mengurangi akibat dari tarif sebesar 245 persen nan tetap diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap China, sementara negara-negara lain mendapat penangguhan.
Pada gilirannya, PM Anwar memuji China.
"Apa nan kita saksikan hari ini bukanlah upaya jujur untuk mengakui kekurangan dalam globalisasi, melainkan kemunduran menuju tribalisme ekonomi. Akses pasar sedang dijadikan senjata," kata Ibrahim.
"Di masa-masa susah seperti sekarang, bumi merindukan stabilitas, keandalan, dan tujuan bersama. Hal itu kami lihat dalam sikap nan ditunjukkan China," sambung dia.
Akses Pasar China Lebih Gampang
Dalam kunjungannya, Xi menjanjikan akses pasar China nan lebih luas kepada Malaysia dan Vietnam, meskipun belum ada rincian nan dijelaskan.
Dalam pertemuannya dengan Anwar, Xi menyampaikan harapannya agar perjanjian perdagangan bebas antara China dan ASEAN bisa segera ditandatangani, sebagai corak respons terhadap upaya AS untuk mengurangi ketergantungan ekonominya dari China, menurut siaran dari CCTV, penyiar resmi China.
Kantor Berita Xinhua melaporkan Xi membahas kerja sama lebih lanjut di bagian teknologi hijau dan kepintaran buatan dalam pertemuannya dengan Raja Malaysia Sultan Ibrahim Iskandar pada Rabu.
China dan Malaysia menandatangani 31 nota kesepahaman mengenai kerja sama, termasuk di bagian jasa dan perdagangan, pengembangan lanjutan dua area industri (satu di China dan satu di Malaysia), serta ekspor produk pertanian Malaysia ke China.
Malaysia merupakan letak dari sejumlah proyek dalam kerangka Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative), termasuk proyek kereta senilai USD 11,2 miliar, nan juga dibahas Xi dalam pertemuannya dengan raja Malaysia. China saat ini adalah mitra jual beli terbesar Malaysia dan salah satu sumber utama investasi asing langsung.
Janji Serupa kepada Vietnam
Xi memulai tur regionalnya dengan kunjungan kenegaraan ke Vietnam. Dia tiba di Kuala Lumpur pada Selasa (15/4) untuk kunjungan selama tiga hari dan berjumpa dengan PM Anwar pada Rabu.
Di Hanoi, Xi mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam serta para pemimpin tinggi lainnya termasuk presiden dan perdana menteri Vietnam.
China dan Vietnam menandatangani 40 nota kesepahaman, termasuk mengenai kerja sama rantai pasokan dan proyek rel kereta bersama. Xi menjanjikan pula akses pasar nan lebih luas bagi ekspor produk pertanian Vietnam ke China, meskipun perincian kesepakatannya belum diungkap ke publik.
Pada Rabu, Kementerian Perdagangan China mengonfirmasi bahwa China dan Vietnam telah menandatangani nota kesepahaman untuk membangun rantai pasokan industri nan lancar, stabil, dan tangguh, serta memperdalam kerja sama perdagangan dan investasi antara pelaku upaya kedua negara, meskipun tidak ada rincian tambahan nan diberikan.
China juga sepakat untuk memperkuat kerja sama di bagian pertahanan dengan Vietnam, menurut pernyataan dari Kementerian Pertahanan China nan dirilis pada Rabu.
Pernyataan tersebut tidak memuat rincian, tetapi kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama di beragam bidang, termasuk kerja politik, keamanan maritim, latihan bersama, dan training personel, serta meningkatkan hubungan militer antar kedua negara.