China Kabur, Saham Raksasa As Mendadak Terbang

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta,detikai.com - Data industri pada awal April 2025 menunjukkan dua raksasa e-commerce China, Temu dan Shein, mencabut iklan digital dari Google. Padahal, Temu dan Shein disebut sebagai pengiklan terbesar untuk mesin pencari Google Search di Amerika Serikat (AS).

Hal ini memicu kekhawatiran investor bahwa upaya iklan Google bakal ambruk lantaran ketegangan perang jual beli antara AS dan China nan berakibat ke pasar iklan digital.

Kendati begitu, secara mengejutkan Alphabet nan merupakan induk Google melaporkan keahlian moncer pada kuartal-I (Q1) 2025. Saham Alphabet langsung loncat 3% pada Jumat (25/4), pasca laporan keahlian nan solid.

Google bisa membuktikan ke penanammodal bahwa investasi teknologi kepintaran buatan (AI) bisa menggenjot upaya iklan perusahaan. Hal ini membikin penanammodal bernapas lega di tengah kejuaraan AI nan sengit dan tekanan perang jual beli nan dilancarkan Presiden AS Donald Trump melalui tarif tambahan dan tarif resiprokal ke China.

Pendapatan upaya iklan Google tumbuh lebih baik dari ekspektasi pasar sebesar 8,5% di kuartal-I (Q1) 2025. 

Sementara itu, laporan tentang Amazon dan Microsoft nan mengurangi beberapa proyek info center telah memicu kekhawatiran bahwa Big Tech mungkin terlalu garang dalam pengeluaran mengenai AI.

Meningkatnya ketidakpastian ekonomi sekarang dapat memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali rencana mereka di masa depan.

"Dengan sentimen negatif dan pemeriksaan data, kesulitan regulasi, kekhawatiran persaingan, dan ketakutan mengenai kondisi makro, Alphabet melaporkan pertumbuhan kuat di seluruh segmen utama," tulis analis Deutsche Bank Benjamin Black, dikutip dari Reuters, Senin (28/4/2025).

Google mencatat bahwa perubahan kebijakan perdagangan pemerintahan Trump baru-baru ini bakal menyebabkan "sedikit hambatan" bagi upaya iklannya tahun ini.

Kendati demikian, untuk Q1 2025, keahlian moncer Google membantu mengangkat saham media sosial lebih tinggi pada Jumat (25/4). Saham Meta (Instagram, Facebook, WhatsApp) naik 1,5% dan saham platform berbagi gambar Pinterest naik nyaris 2%. Saham Snap (Snapchat) juga naik lebih dari 3%.

Rasio nilai terhadap untung Alphabet selama 12 bulan ke depan berada di nomor 17,33, tertinggal dari Microsoft sebesar 26,56 dan Meta sebesar 20,49.

Sepanjang tahun ini, sahamnya Alphabet tetap turun sekitar 16%. Sementara Microsoft dan Meta masing-masing telah kehilangan sekitar 8% dan 9%.

"Mungkin keahlian Google adalah apa nan dibutuhkan pasar ini, ialah dosis keahlian esensial nan kuat," kata analis Bernstein Mark Shmulik.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Cuma Biaya, Ini Penghambat Adopsi AI-Big Data di Fintech

Next Article Raja Ecommerce China Diblokir RI, Nasibnya Sekarang Miris

Selengkapnya