ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Program cek kesehatan cuma-cuma ke depannya tidak hanya dilakukan di puskesmas, tetapi juga perkantoran. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut langkah tersebut demi memudahkan akses dan memperluas sasaran penerima cek kesehatan gratis.
CKG menjadi program dengan sasaran terbesar pemerintah ialah 280 juta orang alias seluruh masyarakat Indonesia. dr Nadia juga mengakui adanya keluhan pegawai nan tidak bisa mengakses CKG di puskesmas pada hari biasa lantaran sedang bekerja. Mengingat, pelayanan CKG tidak dibuka pada Sabtu dan Minggu.
"Iya ada keluhan tidak bisa mengikuti CKG di hari biasa lantaran bekerja. Selain itu, ini juga dilakukan demi memudahkan akses penerima cek kesehatan gratis, nan tidak kudu ke puskesmas," tutur dr Nadia kepada detikaicom Rabu (12/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Nadia belum bisa memastikan kapan persisnya cek kesehatan cuma-cuma di luar puskesmas bakal dilaksanakan, tetapi diperkirakan sudah mulai bertindak setelah Hari Raya Idul Fitri alias liburan panjang Lebaran.
"Sehabis lebaran ya," tandas dia.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bakal bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), untuk memudahkan CKG para pekerja.
Apa saja sih jenis cek kesehatan gratis?
Untuk disimak kembali, berikut daftar cek kesehatan cuma-cuma sesuai dengan kategori usia:
Bayi Baru Lahir
- Kekurangan hormon tiroid bawaan
- Kekurangan enzim pelindung sel darah merah (G6PD)
- Kekurangan hormon adrenal bawaan
- Penyakit jantung bawaan kritis
- Kelainan saluran empedu
- Pertumbuhan (berat badan)
Balita dan Anak Prasekolah
- Pertumbuhan
- Perkembangan
- Tuberkulosis
- Telinga
- Mata
- Gigi
- Thalasemia (pemeriksaan darah pada usia 2 tahun saja)
- Gula darah (pemeriksaan darah pada usia 2 tahun saja)
Dewasa dan Lansia
- Merokok
- Tingkat aktivitas fisik
- Status gizi
- Gigi
- Tekanan darah
- Gula darah
- Risiko stroke, akibat jantung (usia 40 tahun alias lebih)
- Fungsi ginjal (usia 40 tahun alias lebih)
- Tuberkulosis
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- Kanker tetek (usia 30 tahun alias lebih)
- Kanker leher rahim (usia 30 tahun alias lebih)
- Kanker paru (usia 45 tahun alias lebih)
- Kanker usus besar (usia 50 tahun alias lebih)
- Mata
- Telinga
- Jiwa
- Hati (Hepatitis B, C, dan sirosis)
- Calon pengantin (anemia, sifilis, HiV)
- Geriatri (usia 60 tahun alias lebih)
(naf/kna)