Cegah Keracunan Akibat Mbg Terulang, Bgn Wajibkan Semua Pihak Lakukan Uji Organoleptik

2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memahami kekhawatiran publik soal kejadian keracunan nan diduga akibat makan bergizi gratis (MBG) terhadap sejumlah siswa sekolah di Jawa Barat (Jabar). Karenanya, dia meminta publik untuk tenang dan memastikan BGN bakal bertanggungjawab.

"Kami mengimbau seluruh pihak agar tetap tenang dan menunggu hasil resmi investigasi. BGN bakal terus menyampaikan info secara terbuka dan bertanggung jawab,” kata Dadan dalam keterangan pers diterima, Sabtu (3/5/2025).

Dadan menjelaskan, sebagai langkah korektif dan preventif, pihaknya bakal memperketat prosedur pengedaran makanan, khususnya pada protokol keamanan saat proses pengantaran dari dapur ke sekolah. Selain itu, lanjut Dadan, BGN juga bakal membatasi waktu maksimum pengantaran untuk menjaga kualitas makanan.

"BGN bakal memperketat sistem pengedaran di sekolah, termasuk penyimpanan dan penyerahan kepada siswa. Ada pemisah toleransi waktu antara makanan diterima dan kudu segera dikonsumsi," tegas Dadan.

Sebelum dikonsumsi, Dadan sekarang mewajibkan semua pihak melakukan uji organoleptik (uji tampilan, aroma, rasa, dan tekstur) terhadap makanan sebelum dibagikan.

Dadan mengakui, peristiwa di Jawa Barat ini menjadi refleksi krusial bagi seluruh pemangku kepentingan Program MBG untuk meningkatkan kualitas, pengawasan, dan ketelitian di setiap tahapan penyelenggaraan. 

"Evaluasi menyeluruh bakal segera dilakukan untuk menjamin keamanan pangan dalam program ini ke depannya," janji Dadan.

"BGN berkomitmen menjaga kepercayaan publik dan memastikan program MBG tetap menjadi solusi gizi nan aman, sehat, dan berfaedah bagi anak-anak Indonesia," dia menandasi.

Banyak Masalah, ICW Desak Program Makan Bergizi Gratis Dihentikan

Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera menghentikan penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Desakan ini disampaikan setelah ICW mengungkap beragam persoalan serius nan membelit program jagoan pemerintah tersebut, mulai dari dugaan korupsi hingga buruknya kualitas layanan.

Dalam kajiannya, ICW mencatat sedikitnya empat persoalan utama dalam penerapan program MBG nan berpotensi merugikan negara sekaligus merusak tujuan awal program: meningkatkan gizi dan kesejahteraan anak-anak sekolah di Indonesia.

1. Dugaan Kecurangan Pengelolaan Anggaran

ICW menemukan indikasi kuat adanya penyimpangan anggaran dalam penyelenggaraan MBG. Salah satu mitra dapur di Kalibata, Jakarta Selatan, mengaku mengalami kerugian hingga nyaris Rp 1 miliar setelah tidak menerima pembayaran dari Yayasan MBN, mitra Badan Gizi Nasional (BGN). Padahal dapur tersebut telah memasak lebih dari 65.000 porsi makanan pada Februari hingga Maret 2025.

Situasi serupa juga terjadi di wilayah lain. Di Sumenep, Madura, para petugas dapur MBG memilih berakhir bekerja lantaran beban kerja nan berat tak sebanding dengan upah. ICW juga mencatat adanya dugaan monopoli pengadaan perangkat dapur oleh BGN, nan memperlihatkan lemahnya pengawasan terhadap penyelenggaraan program.

2. Penyaluran Anggaran Diduga Langgar Aturan

ICW menyebut, penyaluran anggaran MBG tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) Nomor 132/PMK.05/2021 nan mengatur support pemerintah. Dalam patokan tersebut, biaya support kudu langsung disalurkan ke penerima manfaat, bukan melalui pihak ketiga seperti yayasan alias mitra eksternal.

"Model penyaluran nan tidak langsung seperti ini membuka celah korupsi," tegas ICW dalam keterangannya.

3. Ketimpangan dan Kualitas Makanan Buruk

Selain persoalan anggaran, MBG juga dinilai tidak memenuhi standar layanan. ICW mengungkap adanya ketimpangan perangkat makan antar sekolah: sebagian menggunakan wadah stainless steel, sementara nan lain hanya mendapatkan wadah plastik tipis nan berisiko bagi kesehatan.

Tak hanya itu, kualitas makanan pun dipertanyakan. Telur rebus tidak layak konsumsi ditemukan di beberapa sekolah, dan banyak siswa terpaksa membuang makanan lantaran rasa nan tidak enak.

4. Proses Rekrutmen SPPI Bermasalah

Masalah lain nan tak kalah serius adalah ketidakterbukaan dalam proses rekrutmen Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). ICW menilai pendaftaran calon SPPI kacau, mulai dari nama peserta nan lenyap usai dinyatakan lulus, platform digital nan bermasalah, hingga indikasi intervensi militer dalam penyelenggaraan program.

Berdasarkan seluruh temuan tersebut, ICW menilai bahwa program MBG telah jauh menyimpang dari tujuan mulianya. Untuk itu, mereka menuntut Presiden Prabowo mengambil sikap tegas dengan menghentikan penyelenggaraan program MBG dan melakukan pertimbangan menyeluruh.

"Presiden kudu menunjukkan komitmennya terhadap akuntabilitas dan transparansi dengan segera menghentikan proyek MBG nan penuh masalah ini," tegas ICW dalam pernyataannya.

Menko Pemberdayaan Masyarakat Minta Kemenkes Turun Tangan, Usut Dugaan Keracunan Siswa Usai Santap MBG

Puluhan siswa dari dua sekolah di Cianjur mengalami keracunan massal diduga usai menyantap makan bergizi cuma-cuma (MBG) pada Senin 21 April 2025.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar alias berkawan disapa Cak Imin meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengusut sumber utama keracunan itu.

"Nah itu nan kudu dicek sumber utamanya ya. Tolong kepada Kementerian Kesehatan mengecek sumber utama keracunan itu," kata dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 23 April 2025.

Menurut Ketua Umum PKB ini, Kemenkes bisa turun tangan dengan mengecek dapur pembuatan MBG maupun proses pengantaran makanan.

"Apakah dari dapurnya, apakah dari proses angkutannya, apakah dari tempat lain-lain," ucapnya.

Dia pun hingga kini menunggu hasil investigasi keracunan itu dan meminta pihak mengenai di wilayah mengambil langkah cepat.

"Nanti kita tunggu aja investigasinya. Laboratorium Kesehatan Daerah kudu sigap ya mengambil langkah-langkah agar kita tenang," pungkasnya.

Puluhan siswa dari dua sekolah ialah MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur mengalami keracunan massal diduga usai menyantap makan bergizi cuma-cuma (MBG) pada Senin (21/4/2025). Mereka mengalami indikasi pusing, mual, dan muntah sehingga dibawa ke rumah sakit. 

Humas RSUD Sayang Cianjur, Raya Sandi mengatakan, sejak sore hingga Senin malam sebanyak 35 pasien dari SMP PGRI 1 Cianjur diterima pihak rumah sakit dengan indikasi keracunan makanan. 

Selengkapnya

Ad Blocker Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

  1. Click the AdBlock icon in your browser
    Adblock 1
  2. Select, Dont run on pages on this domain
    Adblock 2
  3. A new window will appear. Click on the "Exclude" button
    Adblock 3
  4. The browser icon should turn green
    Blog MC Project
  5. Update the page if it doesnt update automatically. by MC Project
  1. Click the AdBlock Plus icon in your browser
    Adblock Plus 1
  2. Click on "Enabled on this site"
    Adblock Plus 2
  3. Once clicked, it will change to "Disabled on this site"
    Adblock Plus 3
  4. The browser icon should turn gray
    Webtool SEO Secret
  5. Update the page if it doesnt update automatically. by SEO Secret

Ad Blocker Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

  1. Click the AdBlock icon in your browser
    Adblock 1
  2. Select, Dont run on pages on this domain
    Adblock 2
  3. A new window will appear. Click on the "Exclude" button
    Adblock 3
  4. The browser icon should turn green
    Blog MC Project
  5. Update the page if it doesnt update automatically. by MC Project
  1. Click the AdBlock Plus icon in your browser
    Adblock Plus 1
  2. Click on "Enabled on this site"
    Adblock Plus 2
  3. Once clicked, it will change to "Disabled on this site"
    Adblock Plus 3
  4. The browser icon should turn gray
    Webtool SEO Secret
  5. Update the page if it doesnt update automatically. by SEO Secret