Budi Arie Akui Masih Banyak Tantangan Dalam Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyampaikan Koperasi Desa Merah Putih mengatakan, tetap banyak tantangan nan dihadapi dalam pembentukan koperasi desa merah putih.

Diantaranya, kata dia, adalah tetap rendahnya partisipasi masyarakat dan kesadaran kolektif bakal pentingnya koperasi. Selain itu, tetap ada persepsi negatif publik terhadap koperasi lantaran banyaknya kasus pinjaman online.

"Adanya persepsi atau image negatif publik terhadap koperasi, lantaran kasus koperasi bermasalah dan pinjol terlarangan berkedok koperasi," kata Budi Arie dalam keterangannya, Sabtu (3/5/2025).

Selain itu, dia menjelaskan, koperasi tetap dianggap kurang adaptif terhadap kemajuan teknologi. Kemudian, skala ekonomi dan potensi setiap desa berbeda.

"Kapasitas dan kompetensi SDM di setiap desa berbeda. (Lalu) kemungkinan adanya elite capture dalam pembentukan dan kepengurusan," ungkap Budi Arie.

Dia juga menuturkan, adanya kemungkinan fraud dalam pengelolaan nan tidak profesional, transparan dan akuntabel.

"Terakhir, potensi keberlanjutan lembaga dan upaya koperasi ke depan," ucap Budi Arie.

Padahal, lanjut dia, masa depan koperasi ada ditangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Budi Arie meminta agar masyarakat bisa menangani tantangan tersebut.

"Masa depan aktivitas koperasi ada ditangan seluruh penduduk bangsa. Saatnya kita bergerak dan maju bersama. Delapan tantangan kudu kita atasi bersama. Karena kunci kemajuan dan kemandirian koperasi adalah orang (SDM), organisasi dan sistemnya kudu bagus dan kuat," pungkasnya.

KopDes Merah Putih Disebut Bisa Untung

Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyampaikan Koperasi Desa Merah Putih bisa mencatatkan untung Rp 1 miliar di tahun pertama beroperasi. Menurutnya, untung itu didapat dari model upaya nan dijalankan KopDes dan koperasi kelurahan.

Proyeksi untung ini menggambarkan kemampuan KopDes Merah Putih untuk menjalankan upaya di desa. Disamping itu, turut bisa mencicil angsuran dengan plafon Rp 5 miliar nan disalurkan oleh bank BUMN.

"Saya udah bilang, KopDes itu pasti untung, minimal Rp 1 miliar setahun, sejak dia beroperasi," ungkap Budi Arie di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, dikutip Sabtu (3/5/2025).

Dia menjelaskan, untung itu berasal dari barang-barang nan disalurkan oleh KopDes. Termasuk pendapatan dari skema upaya nan dijalankan seperti menyalurkan hasil tani ke offtaker.

"Barang-barangnya bersubsidi semua, disalur.Jadi gini, peralatan subsidi itu hakikatnya, peralatan subsidi itu adalah peralatan publik. Betul enggak? Karena itu dia kudu disalurkan oleh lembaga milik publik, lembaga milik publik apa? Kopdes. Karena Kopdes itu milik penduduk desa, milik rakyat desa," tuturnya.

"Jadi kudu diingatkan bahwa KopDes ini adalah lembaga bisnis, lembaga ekonomi, berbudi pekerti sosial," sambung Budi Arie.

Menurutnya, KopDes/Kel Merah Putih bisa memasuki semua sektor upaya nan ada di seluruh pedesaan di Indonesia. Termasuk pembangunan perumahan untuk masyarakat desa, kudu melalui KopDes/Kel Merah Putih.

Kebut Pembentukan KopDes Merah Putih

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan Koperasi Desa Merah Putih bisa mendapatkan pinjaman Rp 5 miliar dari perbankan pelat merah. Namun, legalitas pendiriannya kudu lebih dulu dilengkapi.

Dengan demikian, KopDes Merah Putih tak bisa langsung mendapat kucuran biaya tersebut. Menko Zulkifli bilang, pemerintah tengah mengebut pembentukan koperasi desa dan kelurahan itu dalam 2 bulan ini.

"Ini setelah semua selesai, ini kita 2 bulan ini akan, ini pemaparannya nih untuk menyelesaikan pembentukan KopDes," ungkap Menko Zulkifli di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, pemerintah ikut mengawal pembentukannya. Dia mengaku seluruh unit kementerian ikut turun ke lapangan.

Tujuannya tak lain melakukan percepatan pembentukan KopDes Merah Putih. Dengan demikian, biaya pinjaman Rp 5 miliar bisa segera diakses oleh koperasi tingkat desa dan koperasi kelurahan tersebut.

"Ini Menteri Koperasi keliling, Wamen-Wamen keliling semuanya, saya juga beberapa provinsi bakal datang agar ini dipercepat, setelah itu (legalitas) rapih semua kelak baru bakal disalurkan (pinjaman Rp 5 miliar)," ucapnya.

Menurutnya, perihal ini untuk memudahkan proses pinjaman dari KopDes merah putih ke perbankan. Mengingat ada sejumlah syarat nan kudu dipenuhi oleh koperasi sebelum mengakses pinjaman dari Himpunan Bank Negara (Himbara).

"Karena perbankan kan Anda tahu, ya, jika perbankan dia harus, verifikasi kan kudu bagus, badan hukumnya, nan diperlukan apa, manajemennya seperti apa, kan gitu, baru bisa diberi (pinjaman)," terangnya.

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com

Selengkapnya