Btn Laporkan Laba Turun Jadi Rp 3 T, Aset Naik 7% Sepanjang 2024

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) membukukan untung bersih tahun 2024 sebesar Rp3,00 triliun, turun 14,1% secara tahunan alias year on year (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp3,5 triliun.

Pendapatan kembang BTN sepanjang 2024 tumbuh 4,5% yoy menjadi Rp29,55 triliun. Namun, beban kembang melonjak 21,9% yoy menjadi Rp17,84 triliun. Dengan demikian, pendapatan kembang bersih juga turun 14,1% yoy menjadi Rp11,73 triliun.

Sementara itu, pendapatan non-bunga sukses melonjak 17,6% yoy menjadi Rp4,61 triliun. Namun beban operasional juga melonjak 12,1% yoy menjadi Rp10,44 triliun.

Sepanjang tahun 2024, BTN sukses membukukan penyaluran angsuran dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun alias tumbuh sebesar 7,3% yoy dibandingkan periode nan sama tahun 2023 sebesar Rp333,69 triliun.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan, penyaluran angsuran BTN pada 2024 terutama didorong oleh upaya KPR baik Subsidi maupun Non Subsidi seiring dengan permintaan nan terus meningkat terhadap kepemilkan rumah. Hingga akhir Desember 2024, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp173,84 triliun, naik 7,5% yoy dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, KPR Non Subsidi BTN bertumbuh 10,2% yoy menjadi Rp105,95 triliun pada akhir 2024.

Selain itu, BTN juga membukukan pertumbuhan di segmen angsuran bermargin tinggi (high-yield loans), ialah Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING) mencapai 13,9% yoy alias menjadi Rp16,4 triliun pada akhir 2024. Nixon menjelaskan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh beberapa inisiatif strategis, seperti contohnya kerja sama dengan lembaga finansial non bank untuk KUR, meningkatkan jasa payroll untuk KRING, dan cross-selling melalui beberapa pengguna lembaga utama BTN untuk KAR.

Kualitas penyaluran angsuran BTN juga dijaga dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, sehingga rasio angsuran bermasalah (non-performing loan/NPL) gross tercatat di level 3,16% dan diyakini bakal terus menurun ke level di bawah 3% pada 2025.

Di sisi perolehan biaya masyarakat, pada tahun 2024 BTN membukukan pertumbuhan DPK sebesar 9,1% yoy menjadi Rp381,67 triliun dibandingkan tahun 2023 nan sebesar Rp349,93 triliun. Pertumbuhan DPK ini didukung oleh peningkatan biaya murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA) nan kontribusinya mencapai 54,1% terhadap total DPK, naik jika dibandingkan tahun 2023 sebesar 53,7%. Pertumbuhan CASA BTN pada akhir 2024 tercatat mencapai 9,8% yoy dibandingkan tahun 2023.

Nixon mengatakan, pertumbuhan DPK BTN lebih tinggi dari pertumbuhan DPK industri nan sebesar 4,48% yoy pada akhir 2024 sejalan dengan upaya perseroan untuk terus meningkatkan transaksi biaya murah ritel dan lembaga menengah, termasuk dari digital channel.

Lebih lanjut, hingga akhir 2024 BTN sukses menjaga rasio loan to deposit ratio (LDR) di level 93,8%, alias banget ketat.

Nixon mengatakan, BTN optimistis bahwa total aset dapat menembus Rp500 triliun pada akhir 2025 ditopang oleh prospek pertumbuhan nan positif. Perolehan aset BTN hingga akhir 2024 sebesar Rp469,61 triliun nan naik 7% dibandingkan tahun 2023 nan sebesar Rp438,75 triliun.

Kinerja BTN Syariah Jelang Spin-Off

Sementara itu, unit upaya syariah (UUS) BTN, BTN Syariah mencatatkan pertumbuhan solid jelang spin off menjadi Bank Umum Syariah nan ditargetkan rampung pada tahun 2025.

BTN Syariah membukukan untung bersih sebesar Rp872 miliar pada akhir 2024, meningkat 24,2% yoy dari tahun 2023 sebesar Rp702 miliar. Peningkatan untung bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan nan meningkat 18,3% yoy menjadi Rp44 triliun dibandingkan Rp37 triliun pada tahun 2023.

Sementara itu, pertumbuhan double digit juga terlihat dalam perolehan DPK BTN Syariah, nan mencapai 18,7% yoy menjadi Rp50 triliun.

Aset BTN Syariah menjadi Rp61 triliun pada akhir tahun 2024, naik 11,6% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp54 triliun.

"Pertumbuhan upaya syariah nan pesat selama tahun 2024 menjadi modal nan kuat bagi unit upaya syariah BTN dalam persiapannya menjadi entitas bank syariah baru. Kami optimistis BTN Syariah bakal menjadi pesaing kuat di industri perbankan syariah dengan expertise-nya di bagian pembiayaan perumahan berbasis syariah," pungkas Nixon.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Sukses Transformasi, Transaksi Bale by BTN Naik 3,6Juta per Hari

Next Article BI Rate Dipangkas, Begini Proyeksi Saham BTN (BBTN)

Selengkapnya