ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia menggelar Temu Bisnis Industri Strategis Berbasis Riset dan Inovasi di Graha Widya Bhakti, Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Serpong. Acara ini menjadi platform kolaboratif untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam mempercepat pengembangan teknologi strategis melalui pendekatan berbasis riset dan inovasi.
Acara nan mengusung tema “Towards Indonesia 2045: Strategic Industries Based on Research and Innovation” diikuti oleh wakil kementerian/lembaga, duta besar dan atase pertahanan negara lain nan berbasis di Jakarta, perwakilan dari industri strategis nasional, akademisi, serta media.
Dalam sambutannya, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Laksana Tri Handoko, menyampaikan bahwa jumpa upaya industri strategis berbasis riset dan penemuan ini datang sebagai jembatan tidak hanya bagi para pemangku kepentingan tingkat nasional, tetapi juga dengan para duta besar negara sahabat serta pelaku industri terkait.
Ia mengatakan, pada tahun 2023, Presiden Prabowo Subianto nan saat itu menjadi Menteri Pertahanan RI menandatangani Memorandum Saling Pengertian (MSP) dengan BRIN. MSP ini bermaksud untuk memperkuat sinergi Kemenhan RI dan BRIN dalam mendorong kemajuan industri pertahanan nasional, meningkatkan kapabilitas riset dan inovasi, serta memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto, menegaskan kembali pengarahan Presiden Prabowo Subianto bahwa kemajuan sektor pertahanan perlu disertai dengan kemajuan sektor riset, sains, dan inovasi. Hal ini krusial untuk mengembangkan industri pertahanan dan ekonomi Tanah Air.
Ia menitikberatkan bahwa industri strategis pertahanan berangkaian erat dengan strategi Asta Gatra, di mana pertahanan nan kuat bakal mendukung stabilitas keamanan lokal dan kawasan, serta menarik investasi asing.
Faktor Penentu
Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dr. Dave AF Laksono, menyampaikan bahwa sektor pertahanan nan berbasis riset dan penemuan adalah aspek penentu dalam mempertahankan kedaulatan nasional.
Ia berambisi agar BRIN terus proaktif dalam mengembangkan kemitraan dengan entitas asing untuk memajukan teknologi terbaru industri strategis. Ekosistem riset penemuan nan kuat bakal mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai wakil dari industri strategis nasional, Bapak Eka Suryajaya, Direktur PT Sentra Surya Ekajaya (PT SSE) menyampaikan bahwa PT SSE lahir dari kepeduliannya mengenai pentingnya pengembangan industri pertahanan di Indonesia.
Kini, PT SSE telah melakukan diversifikasi produk dan semakin giat meningkatkan kualitas produksi beragam jenis kendaraan militer baik untuk pasar lokal maupun internasional. Dua kendaraan tempur produk PT SSE ialah P6 All Terrain Assault Vehicle/ATAV dan P2 KM Recon ditampilkan di area pameran depan Gedung Graha Widya Bakti.
Adapun dalam sesi obrolan panel “Towards Indonesia 2045: Advancing Strategic Industries based on Research and Innovation” menghadirkan para panelis lintas disiplin pengetahuan ialah Duta Besar Dr Yayan Ganda Hayat Mulyana (Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri), H.E. Wang Lutong (Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok), H.E. Sergei Nicolaevich (Duta Besar Federasi Rusia), Prof Dr Hikmahanto Juwana (Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia), Dr Budi Prawara (Kepala Organisasi Riset), Yusuf (PT Sentra Surya Ekajaya) dan Atase Pertahanan India Kolonel Shiv Kumar.
Kunci Penanganan Disrupsi Global
Diskusi nan dipandu oleh Direktur Penguatan dan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN Dr Joannes Ekaprasetya Tandjung ini merangkum bahwa salah satu kunci penanganan disrupsi dunia adalah melalui penguatan kemitraan publik privat, termasuk pada industri strategis.
Media turut berkedudukan dalam menyuarakan pentingnya perhatian tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga swasta untuk sektor riset dan inovasi. Rangkaian aktivitas meliputi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BRIN dan PT Sentra Surya Ekajaya, obrolan panel tematik, business matchmaking.
Selain itu, aktivitas jumpa upaya juga dimeriahkan dengan pameran teknologi nan menampilkan beragam penemuan dan hasil riset unggulan di sektor strategis, seperti kepintaran artifisial, sistem sensor, sistem nir awak, serta teknologi komunikasi strategis.
“Ajang ini juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan solusi inovatif hasil riset anak bangsa kepada mitra industri maupun investor,” ujar Kepala BRIN Dr LT Handoko.
Kepala BRIN menjelaskan, salah satu agenda krusial dalam aktivitas ini adalah sesi business matchmaking nan memberikan ruang bagi peserta untuk menjajaki potensi kerjasama dan pengembangan proyek bersama.
BRIN berambisi forum ini dapat mendorong terbentuknya kesepakatan bisnis, alih teknologi, serta penguatan jejaring internasional dalam sektor.