Bpom Ri Sidak Gudang Tak Lolos 'pest Control', Ini Risikonya

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menyidak salah satu penyimpanan e-commerce tempat penyimpanan sejumlah bahan pangan olahan nan dikirim selama bulan Ramadan. Mengingat, penjualan produk mengenai meningkat sekitar 20 hingga 30 persen selama bulan puasa maupun menjelang Hari Raya Idul Fitri.

"Nah, kekhawatiran kita, ada produk-produk nan sudah expired. Misalnya cuci gudang, dia mau jual semuanya. Itu termasuk pelanggaran," sorot Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, saat ditemui di area Cawang, Jakarta Timur, Senin (17/2/2025).

Dari hasil penyidakan, sejumlah produk ditemukan tidak sesuai dengan ketentuan. Utamanya pangan nan disimpan dalam suhu ruang.

Sarana dinilai belum lolos 'pest control'. Artinya, ada akibat terkontaminasi dengan tikus, lalat, dan serangga lain nan bisa membawa sejumlah penyakit.

"Salmonella, penyakit-penyakit heart syndrome, penyakit-penyakit nan disebabkan oleh kotoran. Jadi, pest control-nya tetap perlu diperbaiki. Kita sudah sampaikan rekomendasi itu sesuai dengan patokan nan kita lakukan," beber Taruna.

Temuan lainnya didapatkan dari produk industri rumah tangga (PIRT) nan kemasannya sudah rusak dan tidak steril.

Produk tidak steril mempunyai akibat tinggi, terlebih jika disimpan dalam jangka waktu panjang. Mengingat, pangan nan diperkenankan dipasarkan dengan masa kedaluwarsa lebih dari enam bulan kudu dikategorikan MD, bukan PIRT.

"Karena itu, jika tanpa itu berbahaya. Nanti dimakan sama rakyat kita kan bisa keracunan, bisa mengalami sakit perut dan sebagainya. Jadi singkat cerita, kami melakukan intensifikasi, baik itu pangan siap saji, maupun pangan olahan, untuk menjelang bulan puasa, selama bulan Ramadan, dan untuk persiapan Idul Fitri," tutur Taruna, dalam konvensi pers pasca sidak di area Cawang, Jakarta Timur, Senin (17/2/2025).

"Untuk menjamin rakyat kita menyantap makanan apapun nan dikonsumsi aman, sehat, dan berkualitas. Jadi amannya kudu penting. Kita tidak mau orang sudah puasa terus keracunan," lanjut dia.

Taruna mengimbau masyarakat untuk tidak asal membeli pangan dan parcel untuk Idul Fitri dengan iming-iming potongan nilai fantastis.

"Pertama, kita cek kemasannya. Kedua, labelnya, apa betul alias tidak. nan ketiga, izin edarnya, nan keempat kedaluwarsa-nya, unik mengenai kedaluwarsa sangat penting, lantaran biasanya menjelang puasa, menjelang Hari Raya, terdapat kenaikan penjualan," pungkasnya.


(naf/kna)

Selengkapnya