Bos Ojk Ungkap Ekonomi Dunia Memburuk Tak Terhindarkan, Ini Alasannya

Sedang Trending 13 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan memburuknya perekonomian bumi saat ini tidak bisa dihindari. Sebab, keadaan ini didorong oleh kondisi geopolitik, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia.

"Kondisi terakhir dan prospek perkiraan perkembangan geopolitik, ekonomi, dan perekonomian dunia nan saya rasa walaupun kita semua berambisi tidak bakal memburuk terlalu dalam, tapi nampaknya sampai saat ini paling tidak tidak terelakkan bahwa kondisi pemburukan itu tidak terelakkan," ujar Mahendra di Konferensi Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah di Double Tree Hilton, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).

Ia menyebut laporan International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan perekonomian dunia. Adapun IMF memproyeksikan ekonomi dunia melambat 2,8% pada 2025, dari sebelumnya sebesar 3,3%.

"Untuk tahun ini dan tahun depan, revisi ke bawah masing-masing 0,5% dan 0,3%, jika secara keseluruhan menjadi 0,8%. Dalam dua tahun ke depan ini lebih rendah daripada sebelumnya. Dan itu merupakan agregasi dari pertumbuhan nan melambat dari seluruh negara-negara di dunia," pungkas Mahendra.

Maka demikian, revisi proyeksi tersebut kudu disiasati dengan mendiversifikasi pertumbuhan ekonomi melalui motor-motor pertumbuhan lainnya. Mahendra mencontohkan dengan memanfaatkan pertumbuhan domestik, nan mencakup pertumbuhan ekonomi daerah.

"Perkembangan dari motor-motor pertumbuhan nan berbasis kepada pertumbuhan ekonomi dalam negeri domestik menjadi lebih penting. Dan domestik berfaedah artinya pertumbuhan ekonomi wilayah di setiap provinsi, kabupaten, kota dan tentu area wilayah spasial nan mengenai di bawahnya," terangnya.

Menurut Mahendra, perihal ini menjadi "taruhan" apakah pertumbuhan ekonomi nasional RI dapat terjaga sepenuhnya.

Tidak hanya perekonomian dunia, IMF juga turut menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. IMF memperkirakan ekonomi RI hanya tumbuh 4,7% pada tahun 2025, dari sebelumnya sebesar 5,1%.

Menanggapi perihal itu, Mahendra mengatakan otoritas mewaspadai perkiraan pertumbuhan industri jasa keuangan. Ia mengatakan pihaknya senantiasa memantau pertumbuhan pembiayaan, kredit, dan tingkat kesehatan perbankan.

"Tapi nan menjadi perhatian kami adalah gimana penghitungan dan perkiraan pertumbuhan dari pembiayaan, dari kredit, dari tingkat kesehatan, lampau tingkat keahlian dari industri finansial nan ada di bawah pengawasan OJK," tandas Mahendra.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Ditutup Melemah Hingga Industri Perbankan Tetap Kuat

Next Article OJK: Kredit Perbankan Naik 10,92% per November 2024, DPK Tumbuh 7,54%

Selengkapnya