Bos Facebook Dan Bos Google Siapkan 'amunisi' Buat Hadapi Deepseek

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Beberapa hari setelah perusahaan asal China, DeepSeek, mengumumkan terobosan dalam teknologi komputasi AI murah nan mengejutkan industri teknologi di Amerika Serikat, CEO Microsoft dan Meta memberikan tanggapan. Mereka menekankan pentingnya investasi besar-besaran untuk tetap bersaing di bagian ini.

Melansir Business Standard, DeepSeek menyatakan model AI mereka bisa menyaingi, apalagi melampaui, teknologi dari Barat dengan biaya jauh lebih rendah. Hal ini memunculkan kekhawatiran bakal kekuasaan Amerika di bagian AI. Meski begitu, para pelaksana AS percaya bahwa membangun jaringan komputer besar adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan perusahaan nan terus berkembang.

"Investasi besar dalam shopping modal dan prasarana bakal menjadi kelebihan strategis dalam jangka panjang," ujar CEO Meta, Mark Zuckerberg dalam panggilan pasca-laporan keuangan, dikutip dari Business Standard, Minggu (2/2/2025).

Sementara itu, CEO Microsoft, Satya Nadella juga menegaskan bahwa pengeluaran besar diperlukan untuk mengatasi keterbatasan kapabilitas nan menghalang pemanfaatan AI secara maksimal.

"Seiring AI menjadi lebih efisien dan mudah diakses, permintaan bakal meningkat secara signifikan," jelasnya kepada para analis.

Microsoft telah mengalokasikan biaya sebesar US$ 80 miliar untuk pengembangan AI di tahun fiskal ini, sementara Meta berkomitmen menghabiskan hingga US$ 65 miliar. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan sekitar US$6 juta nan dikatakan DeepSeek telah mereka keluarkan untuk mengembangkan model AI mereka.

Namun, para pelaksana dan analis Wall Street menyebut nomor dari DeepSeek kemungkinan hanya mencakup biaya daya komputasi, bukan keseluruhan biaya pengembangan.

Meski begitu, sebagian penanammodal mulai merasa kekecewaan dengan besarnya pengeluaran tanpa hasil nan signifikan. Saham Microsoft, nan dikenal sebagai pemimpin dalam perlombaan AI berkah kemitraannya dengan OpenAI, turun 5% setelah perusahaan mengumumkan pertumbuhan upaya cloud Azure mereka tidak sesuai dengan perkiraan.

"Kami mau memandang peta jalan nan jelas tentang gimana semua modal nan diinvestasikan ini bakal menghasilkan keuntungan," kata Brian Mulberry, manajer portofolio di Zacks Investment Management nan mempunyai saham di Microsoft.

Sementara itu, Meta memberikan sinyal campuran mengenai hasil investasi mereka di AI. Meskipun mencatat keahlian kuat di kuartal keempat, perkiraan penjualan untuk periode berikutnya tampak kurang menggembirakan.

"Dengan pengeluaran sebesar ini, mereka perlu mulai menunjukkan peningkatan pendapatan. Minggu ini menjadi pengingat bagi AS bahwa untuk AI, shopping modal sangat besar, tetapi pemanfaatannya tetap kurang," ujar Daniel Newman, analis dari Futurum Group.

Namun, ada indikasi para pelaksana mulai mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini. CFO Microsoft, Amy Hood menyatakan shopping modal perusahaan pada kuartal ini dan berikutnya bakal tetap di sekitar US$22,6 miliar, nomor nan sama dengan kuartal sebelumnya.

"Pada tahun fiskal 2026, kami bakal terus berinvestasi seiring dengan adanya sinyal permintaan nan kuat. Namun, tingkat pertumbuhan investasi bakal lebih rendah dibandingkan tahun fiskal 2025 nan berhujung pada bulan Juni," tutupnya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Gemparkan Wallstreet-AS, Deepseek Langsung Kena Serangan Siber

Next Article Donald Trump Ancam Jebloskan Mark Zuckerberg ke Penjara

Selengkapnya