ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah era biaya dana mahal, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan fokus mendorong pertumbuhan biaya pihak ketiga berbasis current account savings account (CASA) untuk menjaga profitabilitas. Per Desember 2024, BNI mencatat rasio CASA atau biaya murah mencapai 69,93%.
Wakil Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan bahwa mengenai perihal tersebut BNI akan terus mengembangkan aplikasi wondr dengan menghadirkan sejumlah penemuan dan beragam kemudahan transaksi. "Strategi ini bermaksud untuk memastikan profitabilitas jangka panjang mengingat efisiensi biaya dana bakal mendukung pertumbuhan angsuran nan sehat dan menjaga margin kembang bersih alias NIM nan optimal.," katanya dalam konvensi pers keahlian finansial 2024, Rabu (22/1/2025).
Sebagai informasi, transformasi digital BNI pada tahun lalu mendorong tabungan naik sebesar 11% secara tahunan (yoy), dari Rp232 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp258 triliun pada tahun 2024.
Total DPK BNI hingga akhir Desember 2024 mencapai Rp805,5 triliun, di mana terdapat pertumbuhan nilai tabungan nyaris dua kali lipat pada semester kedua setelah diluncurkan wondr by BNI.
"Fokus pada transformasi digital nan kami lakukan sepanjang 2024, memberikan kontribusi positif terhadap keahlian BNI secara keseluruhan. Kami percaya profitabilitas BNI bakal berkepanjangan dengan berfokus pada pendanaan berbiaya rendah," ujar Putrama.
Sejak diluncurkan pada 5 Juli 2024, jumlah pengguna wondr by BNI mencapai 5,3 juta hingga akhir Desember 2024, dengan active rate lebih dari dua kali lipat dibandingkan aplikasi sebelumnya, ialah BNI Mobile Banking.
Transaksi perbankan melalui wondr by BNI selama kurang dari enam bulan sejak diluncurkan mencapai Rp191 triliun dengan 195 juta transaksi. Peningkatan transaksi ini juga mendorong kenaikan non-interest income (NII) sebesar 11,9% yoy menjadi Rp24,04 triliun.
Adapun BNI mencetak untung sebesar Rp21,46 triliun sepanjang 2024. Perolehan untung itu naik 2,64% secara tahunan (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp20,90 triliun pada dari tahun 2023.
Berdasarkan laporan finansial perusahaan, untung BNI tertekan oleh beban kembang nan melonjak sebesar 29,24% secara tahunan (yoy) menjadi Rp26,1 triliun. Pada periode nan sama pendapatan kembang naik 8,32% yoy menjadi Rp66,58 triliun.
Analis NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi menilai keahlian BBNI sepanjang 2024 terdampak oleh kondisi higher for longer. Hal ini membikin beban kembang bank naik dan mengikis net interest margin (NIM).
"Namun, berbincang dari pertumbuhan keahlian seperti non-interest income, penyaluran angsuran tetap bertumbuh cukup baik serta rilisnya "wondr" cukup membantu BBNI di FY2024," tulis Leo.
Mengutip laporan finansial BNI, pendapatan komisi/provisi/fee dan manajemen bank naik 1,27% yoy menjadi Rp10,25 triliun. Lalu pendapatan lainnya tumbuh 20,86% yoy menjadi Rp7,36 triliun.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Adu Laba 4 Bank Besar: BRI, BCA, BNI, Mandiri, Ini Pemenangnya!
Next Article BNI Cetak Laba Rp 10,69 Triliun per Semester I-2024