Bodo/glimt, Dongeng Baru Dari Norwegia

Sedang Trending 17 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Roma -

Bodo/Glimt menciptakan sejarah baru setelah mendepak Lazio di perempatfinal Liga Europa tadi malam. Mereka menjadi tim Norwegia pertama nan melaju ke semifinal kejuaraan antarklub Eropa.

Nama Bodo/Glimt tidaklah seterkenal Rosenborg. Jumlah gelar liga mereka juga tetap kalah dari Molde alias Valerenga, klub terkenal lainnya dari Norwegia. Namun Bodo/Glimt adalah wajah sepakbola modern negara tersebut saat ini.

Bodo/Glimt merupakan juara liga empat kali dalam lima musim terakhir, termasuk pada musim lalu. Mereka pun tak pernah tidakhadir dari kancah Eropa dalam lima tahun terakhir, dengan capaian terbaik sampai perempatfinal Conference League 2021-22.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musim ini, mereka sukses melewati capaian tersebut dengan lolos ke semifinal Liga Europa, nan setingkat di atas Conference League. Mereka menyingkirkan Lazio via adu penalti usai seri 3-3 secara agregat dalam dua leg.

Usai menang 2-0 di kandang sendiri di leg pertama, mereka kalah 1-3 pada leg kedua di Roma pada Jumat (18/4/2025) awal hari WIB. Namun dalam adu penalti, tim didikan Kjetil Knutsen menang 3-2 di depan puluhan ribu suporter Lazio.

Bodo/Glimt sukses menjadi tim Norwegia pertama nan melangkah sejauh ini di kejuaraan Eropa, melewati capaian Rosenborg, tim tersukses Norwegia nan pernah sampai perempatfinal Liga Champions pada 1996-97. Selanjutnya mereka bakal menghadapi Tottenham Hotspur bulan depan.

"Hasil ini luar biasa. Kami banget senang. Ini bersejarah, tak hanya untuk Bodø/Glimt namun juga seluruh sepak bola Norwegia," ujar kiper Nikita Haikin usai laga, dikutip situs resmi UEFA. Ia menepis dua penalti di babak tos-tosan.

"Saya marah akibat kesempatan nan terbuang, tetapi Anda tahu bahwa itu bagian tak terpisahkan dari sepak bola dan itulah kenapa kami menyukainya."

"Saya memercayai hatikecil saya dengan penalti. Bahkan setelah saya menyelamatkan tembakan Castellanos, saya tidak menyadari kami telah menang - tetapi kemudian saya memandang para pemain berlari dan saya pun mulai berlari juga," tegasnya.

Knutsen pun senada. "Saya tak percaya pada keajaiban, saya percaya pada perjalanan kami. Hari ini, keajaiban itu berbareng kami. Kami memainkan laga nan luar biasa dan kami sangat bangga berada di semifinal," ujar pembimbing 56 tahun itu.

(adp/adp)

Selengkapnya