ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Cuaca ekstrem nan ditandai dengan hujan lebat dan angin kencang mengguyur wilayah Jabodetabek pada Minggu (2/3) dan Senin (3/3). Akibatnya, banjir menghantam beberapa wilayah pada Selasa (4/3).
Banjir bandang di area Puncak, Bogor, menewaskan 2 orang. Sementara itu, banjir di belasan kecamatan di Kota Bekasi disebut menjadi nan terparang dibandingkan 2016 dan 2020 dengan ketinggian mencapai 8 meter.
Banjir ini tetap perlu diantisipasi dalam beberapa waktu ke depan. Prediksi BMKG, curah hujan tetap bakal tinggi sekitar 10-11 Maret mendatang.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan ada akibat banjir susulan di sejumlah wilayah Jabodetabek pada 15-20 Maret 2025.
"Ini ada pembaruan terbaru kondisi 10 hari kedua dan 10 hari ketiga di bulan Maret. Update terbaru puncaknya ada di 10 hari kedua Maret sekitar sampai tanggal 21 Maret," kata Dwikorita dalam rapat koordinasi dengan Menko PMK, BNPB dan Basarnas, serta BPBD Jawa Barat, Banten dan Bogor.
BMKG mengingatkan daerah-daerah nan terdampak banjir saat ini kemungkinan besar bakal terdampak ulang pada 10 hari kedua di bulan Maret ini.
"Puncaknya tanggal 20 Maret. Range ancaman tanggal 15-20 Maret. Itu bisa jadi waspada. Diimbau untuk mengurangi aktivitas penduduk di tanggal tersebut," kata Dwikorita.
Sebelumnya, Dwikorita menyebut BMKG memprediksi musim hujan bakal berakhir di akhir Maret 2025. Pada April 2025, wilayah RI mengalami transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
Kendati demikian, beberapa wilayah dengan pola hujan monsunal kemungkinan tetap bakal mengalami hujan hingga April alias Mei 2025.
Solusi BMKG Cegah Banjir
Menurut Dwikorita, pihaknya berbareng BNPB bakal melakukan modifikasi cuaca dalam waktu dekat. Caranya dengan menghalangi awan-awan nan bergerak ke wilayah rawan, sehingga tidak berakibat ke wilayah pemukiman warga.
"Jadi dijatuhkannya misalnya tetap di laut. Jadi tidak dijatuhkan di darat. Konsepnya seperti itu. Karena jika di darat, kelak banjir tempatnya," sambungnya.
Rencananya modifikasi cuaca ini bakal dilakukan di area Jawa Barat (Jabar), lantaran merupakan wilayah paling rentan.
"Di Puncak kan kelak bisa jadi sumber banjir ke hilir juga. Tidak hanya kena Jawa Barat tapi juga bisa mengalir ke arah utara ke Jakarta," katanya.
"Untuk besok prioritas di Jawa Barat lantaran memang paling rentan di Jawa Barat dan terutama ini di wilayah pegunungan, di puncak. Kan kelak bisa jadi sumber banjir ke hilir juga. Tidak hanya kena Jawa Barat, tapi juga bisa mengalir ke arah utara, ke Jakarta, sungai-sungainya kan juga mengalir ke Utara," sambungnya.
Dwikorita berambisi dengan adanya modifikasi cuaca ini dapat mengurangi intensitas hujan. Namun, Dwikorita mengimbau untuk terus waspada dan siaga hingga tanggal 11 Maret mendatang.
Adapun beberapa wilayah nan perlu diwaspadai adalah Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung, sebagian Palembang, dan Bengkulu.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: China Berencana Bangun Stasiun Penelitian di Dasar Laut
Next Article BMKG Ungkap Wilayah RI Paling Rentan Tsunami, Cek Lokasinya