ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perbankan memadai. Hal itu tercermin dari parameter perangkat likuid terhadap biaya pihak ketiga (Al/DPK).
"Ketahanan perbankan tetap kuat, likuiditas perbankant tetap memadai," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam paparan Rapat Dewan Gubernur (RDG), Rabu (19/2/2025).
Perry menjabarkan bahwa AL/DPK per Januari 2025 berada pada posisi 26,03%. Bila dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, AL/DPK naik 8 pedoman poin (bps).
Selain itu dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan per Desember 2024 tercatat sebesar 26,69%.
Adapun BI juga ikut menjaga likuiditas perbankan dengan meningkatkan peran kebijakan insetif likuiditas makroprudensial (KLM).
"Mulai 1 Januari 2025 nan lampau KLM diarahkan untuk mendorong angsuran perbankan untuk mendukung pertumbuhan dan pembuatan lapangan kerja," katanya.
Hingga pekan kedua Februari 202, BI telah memberikan insentif KLM sebesar Rp 295 triliun alias meningkat sebesar Rp 36 triliun dari Rp 259 triliun.
KLM tersebut telah diberikan kepada golongan bank BUMN sebesar Rp 129,2 triliun, bank swasta Rp 131,9 triliun, BPD Rp 28,7 triliun, dan kantor bagian bank asing Rp 4,9 triliun.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perkuat Perbankan, Mandat LPS Diperluas Setara LPS Negara Maju
Next Article Bank Panas Dingin Perang Berebut Likuiditas