ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com-Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi saat pembukaan pasar demi mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah. Terlihat kurs bergerak stabil pada level Rp16.850.
"Kami intervensi & alhamdulillah nilai tukar stabil di 16.800-an sejak market buka," ungkap Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono kepada detikai.com, Selasa (8/4/2025)
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (08/4/2025) dibuka pada posisi Rp16.850/US$, rupiah alias melemah 1,78%. Depresiasi pada rupiah hari ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan 27 Maret 2025 nan menguat 0,12%.
Kebijakan tarif Trump memicu ketidakpastian dunia hingga saling serang perang dagang. Dampak nan bisa dirasakan rupiah diperkirakan bakal besar mulai dari kaburnya penanammodal asing di pasar finansial Tanah Air hingga gejolak eksternal nan tinggi
Indonesia menjadi korban baru dalam perang jual beli Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Indonesia bakal dikenai tarif resiprokal alias timbal kembali hingga 32% lantaran besarnya defisit AS ke Indonesia.
Kemarin, Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk merespons situasi gejolak pada pasar finansial imbas dari kebijakan tarif resiprokal nan diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
BI memutuskan untuk melakukan intervensi di pasar off-shore (Non Deliverable Forward/NDF) guna stabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global.
Pada Senin (7/4/2025) pukul 10:43 WIB, nilai tukar mata duit Garuda telah mencapai Rp17.261/US$ alias merupakan posisi terendah sepanjang sejarah.
Nilai tukar rupiah di pasar NDF jauh lebih lemah dibandingkan pada penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum libur Lebaran, Kamis (27/3/2025) rupiah berada pada posisi Rp16.555/US$ .
(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Lesu, BI Pastikan Fundamental Ekonomi RI Masih Baik
Next Article Dolar Rp15.800, Begini Ramalan Bos BI soal Nasib Rupiah