Bersepada Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi, Mitos Atau Fakta?

Sedang Trending 18 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Bersepeda sekarang telah menjadi style hidup sehat nan diadopsi sebagian masyarakat. Selain dapat meningkatkan kebugaran, bersepeda juga dapat meningkatkan kekuatan otot hingga menurunkan berat badan.

Di kembali faedah bersepeda, ada dugaan bahwa jenis olahraga ini bisa menyebabkan disfungsi ereksi seksual alias impotensi. Benarkah?

Mengutip laporan Harvard Special Health Report, sebuah riset nan dilakukan the Massachusetts Male Aging Study menemukan bahwa dalam keadaan tertentu, bersepeda dapat merusak saraf dan menekan arteri di penis. Inilah nan diyakini menyebabkan masalah ereksi.

Risiko ini paling tinggi terjadi pada laki-laki nan bersepeda selama lebih dari tiga jam seminggu. Alasan bersepeda dapat menyebabkan impotensi adalah lantaran sadel memberikan tekanan konstan pada perineum, area antara perangkat kelamin dan anus.

Tekanan tersebut dapat membahayakan saraf dan memperlambat aliran darah nan menyebabkan kesemutan alias meninggal rasa pada penis. Jika perihal ini bersambung maka disfungsi ereksi juga dapat terjadi.

Apakah sebaiknya laki-laki tidak memilih olahraga sepeda?

Sebuah studi observasional pada 2014 di Journal of Men's Health menemukan bahwa bersepeda tidak menimbulkan ancaman serius disfungsi ereksi alias infertilitas.

Para peneliti mempunyai sekitar 5.300 pesepeda laki-laki nan mengisi kuesioner. Mereka diberi pertanyaan berapa jam per minggu mereka bersepeda dan apakah dalam lima tahun terakhir mereka telah mengalami ereksi, alias telah didiagnosis dengan infertilitas. Hasilnya tidak menemukan hubungan nan jelas antara jumlah bersepeda nan tinggi dan ereksi alias infertilitas.

Namun, jika Anda tetap cemas tentang akibat bersepeda, para peneliti menyarankan untuk konsentrasi pada tiga bagian ialah corak sadel, tinggi stang, dan jenis sepeda.

1. Bentuk sadel alias dudukan sepeda

Satu studi di Urologi Eropa menemukan bahwa corak sadel bersudut serta sadel corak V di hidung pelana menurunkan oksigen ke penis masing-masing sebesar 82,4% dan 72,4%. Sebaiknya gunakan sadel nan lebar dan empuk. Jika memungkinkan, pilih sadel nan berisi gel, panjang tidak lebih dari 6 sentimeter, menurut sebuah studi tahun 2014 di Applied Ergonomics.

2. Tinggi stang

Sebuah studi di The Journal of Urology menemukan ketinggian setang nan sejajar alias lebih tinggi dari sadel meningkatkan akibat disfungsi ereksi dibandingkan dengan tinggi setang nan lebih rendah dari tinggi sadel.

Kunjungi bengkel sepeda terdekat untuk mengatur ketinggian stang nan paling nyaman buat Anda. Ini demi memastikan Anda mempunyai dudukan dan ketinggian stang ideal nan memberikan tekanan minimal pada penis.

3. Jenis sepeda

Studi lain juga menemukan bahwa mengendarai sepeda gym, nan dilengkapi dengan sandaran punggung sehingga pengendara bisa gowes dalam posisi santai, tidak menyebabkan penurunan pasokan oksigen nan dramatis (meskipun sementara) ke penis, seperti nan terjadi pada mengendarai sepeda konvensional.

Meski begitu, jika Anda merasa kesemutan alias meninggal rasa di area genital setelah bersepeda, ada baiknya beri waktu untuk beristirahat dan berhentilah bersepeda selama satu alias dua minggu. Ini adalah tanda-tanda peringatan bahwa bersepeda Anda dapat menyebabkan masalah ereksi.

Pastikan untuk selalu rehat secara teratur selama perjalanan panjang dan kenakan celana sepeda lembek untuk perlindungan ekstra.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Resistensi Bisnis Wewangian di Tengah Pelemahan Daya Beli

Selengkapnya