Berkat Dukungan Bri, Umkm Mebel Jepara Ini Sukses Ekspor Ke Malaysia-dubai

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Terinspirasi dari R.A. Kartini nan mengenalkan seni ukir Jepara, mendorong hati Lenny Silas untuk mendirikan Els Artsindo pada tahun 1991. Els Artsindo merupakan produsen mebel dan produk kustomisasi berbahan utama kayu mahoni dan jati nan diukir oleh tangan-tangan pengrajin Jepara.

Berawal dari kepedulian terhadap kesejahteraan perajin setempat, Els Artsindo sekarang tumbuh menjadi produsen mebel berbobot tinggi nan dikenal luas, baik di dalam negeri maupun di mancanegara dengan ekspor hingga ke 5 benua. Untuk memenuhi permintaan Els Artsindo didukung sekitar 500 tenaga kerja nan terdiri dari para pengrajin, tenaga pemasar, supplier dan lainnya.

"Saat ini, kita banyak melayani pasar Asia, utamanya dari Malaysia, Singapura, Thailand. Terakhir, kita baru kirim ke Dubai, Uni Emirate Arab. Untuk pasar Eropa sedang proses ke sana. Kalau dalam negeri, ELS ARTSINDO banyak diminati di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Sumatera," kata Export Division Els Artsindo Renato S. Filemon dalam keterangan tertulis, Selasa (18/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renato S. Filemon menyebutkan, selain memproduksi mebel berbobot untuk keperluan beragam jenis property, Els Artsindo juga melayani pengadaan proyek, seperti pembuatan gorden, wallpaper, dan kebutuhan interior lainnya sesuai dengan permintaan konsumen.

"Harga jual produk kita bervariasi. Kalau bangku mulai sekitar Rp 2 jutaan sampai ada nan puluhan juta. Kalau mau satu set itu bisa sekitar Rp 30-40 juta. Harganya tergantung pilihan model dan bahan, ada pilihan kain lokal dan kain impor," sebutnya.

Proses produksi memerlukan waktu sekitar tiga bulan, mulai dari penentuan desain, pembuatan sampai pengiriman. Semua tergantung pada tingkat permintaan, saat sedang banyak pesanan waktunya bisa lebih lama. Salah satu contohnya saat mendapat pesanan dari Malaysia beberapa tahun lalu.

Sebagai pelaku upaya mebel nan telah beraksi cukup lama, Els Artsindo menghadapi beragam tantangan nan menuntut penemuan berkelanjutan, terutama mengenai izin ekspor, legalisasi arsip dan beragam permintaan pasar.

"Setiap pemerintahan baru mempunyai izin tersendiri, mulai dari sertifikasi, legalisasi, hingga pengiriman. Kendala utama biasanya mengenai sertifikasi, keabsahan, dan kelengkapan dokumen. Kami tentu memahami pentingnya kepatuhan terhadap aturan, tetapi alangkah baiknya jika izin bagi pengusaha UMKM bisa dipermudah agar tidak menimbulkan kendala," ujarnya.

Dari segi desain, Renato mengungkapkan tren mebel saat ini mengalami perubahan. Jika dulu mebel berukiran mendominasi, sekarang pasar lebih menyukai kreasi minimalis, terutama di kalangan pasangan muda.

"Peminat untuk barang-barang berukiran banyak sudah mulai berkurang. Kalau pasar sekarang, pasangan muda itu lebih suka nan minimalis. Itu tantangan buat Els Artsindo untuk mengembangkan produk nan inovatif," imbuh Renato.

Meski begitu, pasar tertentu seperti Dubai tetap mempunyai permintaan tinggi untuk mebel berukiran besar dan mewah. Oleh lantaran itu, Els Artsindo tetap elastis dalam menyesuaikan produk dengan kebutuhan pelanggan.

Sebagai pengusaha UMKM, ELS ARTSINDO telah menjalin kerja sama erat dengan BRI, terutama dalam aspek permodalan dan transaksi keuangan.

"BRI banyak membantu Els Artsindo mengenai permodalan. Kalau ada orderan besar kita otomatis butuh modal dan pembiasaan baru. BRI ini sangat membantu. Sistem penggajian tenaga kerja juga sudah pakai BRI, jadi tidak lagi cash tapi sudah system payroll. Semua transaksi, transfer semakin mudah dengan BRI, untuk pembayaran buyer dalam negeri dan ekspor juga sudah pakai BRI," ujar Renato.

Renato menyebut bahwa salah satu kelebihan BRI adalah jaringannya nan luas hingga ke wilayah terpencil.

"Supplier kami banyak di daerah-daerah. Kalaupun tidak ada Kantor Cabang, tetap ada AgenBRILink. Jadi masalah pembayaran, finansial antar tenaga kerja dan supplier itu mudah, sampai ke pelosok-pelosok desa sekalipun," sebutnya.

Selain support permodalan, Els Artsindo juga pernah mendapatkan training berangkaian dengan pengelolaan finansial berbareng Tim Financial Els Artsindo. Di samping itu, Renato juga mengapresiasi BRI nan telah kembali memilih Els Artsindo untuk dapat mengikuti pameran produk UMKM nan siap ekspor.

"Ini keikutsertaan kami nan kedua kalinya. Pertama pada tahun 2023 lalu. Bangga sekali Els Artsindo bisa mengikuti BRI UMKM EXPO(RT) 2025, dari ribuan peserta nan dikurasi, kita bisa terpilih", imbuhnya.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Commercial, Small, and Medium Business BRI Amam Sukriyanto mengungkapkan BRI terus menunjukkan konsistensi dalam melayani dan memberdayakan pengusaha UMKM.

Hal ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah, terutama dalam meningkatkan lapangan kerja nan berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

"Els Artsindo adalah bukti bahwa dari wilayah Jepara, karya-karya luar biasa dan berbobot bisa lahir dan menembus pasar global. Semoga kisah inspiratif ini bisa direplika oleh pengusaha UMKM lainnya di beragam wilayah di Indonesia" tegas Amam.

Els Artsindo merupakan satu dari 1.000 UMKM unggulan pada kategori Home & Decor nan mengikuti pameran BRI UMKM EXPO(RT) 2025. Dalam pameran tersebut, Els Artsindo membawa bangku dengan beragam ukiran berbeda dan meja nan estetik.

Seperti diketahui, BRI telah sukses menyelenggarakan BRI UMKM EXPO(RT) 2025 nan resmi ditutup pada Minggu, 2 Februari 2025. Melalui inisiatif strategis ini, BRI terus berkomitmen untuk mendorong semakin banyak UMKM bimbingan nan naik kelas dan sukses menjangkau pasar internasional.

Acara nan berjalan pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025 di ICE BSD City tersebut sukses dihadiri oleh lebih dari 69 ribu pengunjung, mencatatkan transaksi lebih dari Rp40 miliar dan sukses merealisasikan perjanjian ekspor mencapai USD 90,6 juta alias sekitar Rp 1,5 triliun.


(anl/ega)

Selengkapnya