Benarkah Sperma 'berenang' Agar Bisa Sampai Ke Sel Telur? Ini Kata Pakar

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta - Proses pembuahan seringkali digambarkan sebagai arena renang epik. Jutaan sperma berenang secepat mungkin menuju sel telur hingga satu sperma nan tercepat, terkuat dan tersehat, sukses membuahi.

Namun apakah betul-betul seperti itu prosesnya?

Kata guru besar David J. Miller dari University of Illinois Urbana-Champaign, perihal tersebut tidak betul-betul terjadi. Sperma memang bergerak untuk mencapai sel telur, tapi pergerakannya disebabkan oleh kontraksi dari saluran reproduksi wanita.

"Ada kontraksi rahim, nan sangat mirip dengan kontraksi saluran pencernaan nan bisa memindahkan cairan melalui rahim," kata Miller kepada Live Science dikutip Senin (17/3/2025).

Sebuah studi tahun 1996 menggambarkan sungguh efisiennya kontraksi ini. Para intelektual memasukkan butiran seukuran sperma ke dalam rahim 64 wanita, dan beberapa butiran tersebut sukses mencapai tuba falopi, tempat pembuahan biasanya terjadi, dalam hitungan menit.

Masuk logika jika sperma memerlukan support ekstra, lantaran saat sperma berenang ke satu arah, sel telur perlu bergerak ke arah nan berlawanan untuk berjumpa dengan sperma, kata Sabine Koelle, guru besar anatomi dan biologi perkembangan di University College Dublin School of Medicine and Medical Sciences, kepada Live Science. Sel telur tidak dapat berenang, jadi rambut-rambut mini nan disebut silia membantunya.

"Silia berdebar untuk mengangkut oosit," alias sel telur, kata Koelle. "Karena sperma datang dari arah nan berlawanan, mereka kudu berjuang melawan arus nan diciptakan oleh silia.

Koelle mengatakan sperma nan pertama kali mencapai sel telur tidak berfaedah langsung bisa melakukan pembuahan. Sperma memerlukan pematangan nan terjadi di saluran reproduksi wanita.

Jadi, satu sel sperma itu bisa jadi digantikan oleh sperma lain nan datang lebih lambat dan telah menyelesaikan pematangan itu.

Setiap langkahnya, saluran reproduksi wanita berupaya keras untuk menyingkirkan sperma nan kurang baik sehingga hanya sperma nan sehat nan dapat mencapai sel telur. Dengan langkah itu, pembuahan tidak seperti perlombaan tetapi lebih seperti 'wawancara kerja'.

"Sperma nan mempunyai kualifikasi tersebut juga kudu memilikinya pada saat lowongan dibuka ialah saat sel telur berovulasi."

Pada akhirnya, saluran reproduksi wanitalah nan memilih kandidat terbaik.


(kna/kna)

Selengkapnya