ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Mars dikenal sebagai planet berwarna merah. Saking terkenal persepsi itu, banyak nan menyebut Mars sebagai Planet Merah.
Mars diketahui mengandung banyak unsur besi, membikin warna merahnya terjadi lantaran proses karat. Batuan nan mengandung unsur besi hancur selama ribuan tahun dan menutupi planet dengan debu berwarna merah.
Nampaknya, karat itu disebabkan air cair nan membasahi permukaan planet. Namun tidak ada bukti adanya air dari pengamatan nan dilakukan sebelumnya.
Sementara itu, para intelektual menyebut mineral nan membikin Mars menjadi merah adalah hematit. Senyawa ini terbentuk dalam kondisi kering dan bisa berwarna merah, serta saat air menghilang dari permukaan Mars.
Dalam sebuah temuan, terungkap perihal lain soal asal-usul warna itu. Ahli pengetahuan bumi dari Universitas Brown, Adomas Valantinas menemukan perihal tersebut berasas replika debu planet nan dibuat dengan beragam jenis oksidasi besi.
Hasilnya, oksidasi besi pada batuan Mars adalah keberadaan air. Bukanlah oksidasi kering hematit nan diperkirakan sebelumnya.
"Kami menemukan ferrihidrit nan dicampur basal, batuan vulkanik, cocok dengan mineral nan dilihat wahana antariksa Mars," kata dia dikutip dari Science Alert, Rabu (12/3/2025).
Ferrihidrit juga pernah diperkirakan sebelumnya, namun tidak ada buktinya. Sebagai info senyawa ini adalah mineral oksidasi besi nan terbentuk sigap di air dingin.
"Mars tetap planet merah. Hanya pemahaman kita soal kenapa Mars berwarna merah berubah," jelasnya.
"Implikasi utamanya adalah ferrihidrit bisa terbentuk saat air tetap ada di permukaan. Mars karatan lebih awal dari dugaan. Ferrihidrit juga tetap stabil dalam kondisi Mars sekarang," tutur Valantinas.
Meski begitu, semua temuan itu tetap kudu dikonfirmasi lagi.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: