Banyak Masalah, Mantan Ceo Disebut Tak Urus Efishery

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Perbincangan mengenai masalah nan menerpa perusahaan akuakultur eFishery masih terus bergulir. Hal ini menyusul adanya dugaan penggelembungan laporan finansial nan dilakukan founder dan mantan CEO eFishery Gibran Huzaifah mencuat ke publik.

Laporan hasil investigasi terbaru FTI Consulting selaku investigator independen menujukkan bahwa kondisi original eFishery nan rupanya jauh lebih jelek dari nan diperkirakan sebelumnya. Kondisi ini bertolak belakang dengan cerita kesuksesan perusahaan nan kerap dibagikan Gibran selama ini. Terdapat setidaknya tiga kebenaran baru nan memunculkan pertanyaan gimana selama ini sang pendiri mengelola perusahaannya.

Sebagai startup teknologi, tak heran jika eFishery mengangkat teknologi. Dalam beragam kesempatan, Gibran bercerita mengenai eFishery sebagai perusahaan nan sukses merevolusi industri akuakultur Indonesia melalui support teknologi. Namun, proses kerja eFishery rupanya tetap banyak dilakukan secara manual.

Sebelumnya, eFishery digadang-gadang telah membentuk ekosistem nan membantu penambak menjual hasil panen dengan lebih baik melalui aplikasi. Menurut laporan tersebut, eFishery bakal menanggung semua kerugian ketika pembudidaya mengalami kandas bayar lantaran aplikasi utama tidak pernah terhubung ke sistem akuntansi, pertumbuhan pendapatan online terbatas, dan pembudidaya secara manual 'dijodohkan' dengan pembeli. Hal ini sebenarnya merupakan bagian dari proses nan memerlukan banyak tenaga kerja.

Selain itu, eFishery mengaku perangkat eFeeder dapat membantu para pembudidaya, namun kenyataannya berbanding terbalik. Berdasarkan laporan tersebut, tak satupun dari sensor PondTag nan semestinya membantu menilai kualitas air dari jarak jauh dan mengotomatisasi pengumpan ikan dan udang telah dikerahkan. Pengumpulan info nan terbatas menyebabkan nyaris separuh prediksi pakan ikan keliru.

Dalam kesempatan sebelumnya, laporan finansial nan digelembungkan oleh Gibran menyebut bahwa eFishery telah bekerja sama dengan 400.000 pembudidaya. Namun, ada temuan bahwa hanya sekitar 6.300 pembudidaya nan betul-betul berasosiasi dengan eFishery.

Dari situ, hanya 600 pembudidaya saja nan mengirimkan info kembali saat proses investigasi. Jumlah ini apalagi jauh dari lebih rendah dari perkiraan di awal investigasi nan menyebut 24.000 pembudidaya berasosiasi dengan eFishery.

Berdasarkan hasil investigasi, FTI Consulting menyebut bahwa kerugian eFishery diperkirakan mencapai ratusan juta dollar selama 2018 hingga 2024. Laporan tersebut juga mengatakan bahwa berasas penyelidikan, eFishery disebut 'tidak layak secara komersial dalam kondisinya saat ini'.

Bisnis ikan dan udang eFishery dioperasikan dengan margin untung nan tipis dan "mengalami kerugian besar," menurut presentasi nan terkuak tersebut. Kas eFishery pun disebut terus menipis, apalagi hanya mempunyai US$ 50 juta duit tunai.


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kasus Fraud Startup RI Bikin Investor Asing Pikir-Pikir

Next Article Kisah Gibran Gak Makan 3 Hari, Kini Punya Harta Rp 1,59 Triliun

Selengkapnya