ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Indeks nilai saham campuran (IHSG) pada perdagangan pagi ini bergerak di area merah. Pada perdagangan pagi ini, IHSG berada di level 6.500-an.
Dikutip dari info RTI, Senin (17/3/2025) IHSG dibuka pada posisi 6.510,12 alias minus 5,5 poin (0,08%). Level tertinggi IHSG pagi ini 6.528,31 dan level terendah 6.483,45.
Volume transaksi tercatat 2,65 miliar dengan turnover Rp 1,05 triliun. Frekuensi transaksi tercatat 110.452 kali. Ada 257 saham nan menguat dan 160 saham nan melemah serta 183 saham stagnan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sepekan terakhir IHSG melemah 1,35% dan minus 11% dalam tiga bulan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG melemah 10,04%.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menjelaskan pada perdagangan kemarin, Jumat (14/3/2025) IHSG ditutup turun -1,98% alias -120,37 poin ke level 6.515. IHSG hari ini (17/3/2025) diprediksi bergerak mixed dalam range 6.400-6.600.
Adapun sentimen nan mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG selama sepekan terkoreksi -1,81%. Sektor material dasar memimpin pelemahan -6,49%. Kekhawatiran bakal resesi di sejumlah negara akibat suasana suku kembang tinggi mendorong penurunan nilai komoditas, khususnya metal mining.
Selama sepekan penanammodal asing tercatat jual bersih di seluruh pasar ekuitas senilai Rp3,69 triliun. Sementara, realisasi pendapatan negara hingga akhir Februari 2025 tercatat Rp 316,9 triliun alias 10,5% dari target. Di sisi lain, shopping negara sebesar Rp 348,1 triliun alias 9,6% dari target.
Alhasil, defisit sebesar Rp31,2 triliun alias 0,13% dari PDB. Target defisit APBN pemerintah di tahun 2025 mencapai 2,53%. Pelaku pasar cemas terhadap stabilitas APBN di tengah tuntutan proyek strategis nan membebani postur APBN meskipun efisiensi telah dilakukan, termasuk pembiayaan awal Danantara. Adapun pekan ini, pelaku pasar menanti keputusan BI-Rate nan berpotensi tetap sama.
Dari Mancanegara, Bursa Wall Street menguat di akhir pekan mengikuti pergerakan Bursa Hong Kong (HSI). Sementara, indeks saham berjangka AS (US Stock Futures) terkoreksi hari ini akibat ketidakpastian kebijakan tarif, serta menjelang FOMC The Fed pekan ini. The Fed berpotensi menahan suku kembang di level 4,25%-4,50% akibat kebijakan tarif Presiden Trump nan selalu berubah.
Jika diakumulasi secara mingguan (weekly) indeks S&P 500 terkoreksi dalam 4 pekan beruntun, pekan lampau -2,27%. Dari Asia, Indeks HSI rebound di akhir pekan menyusul pernyataan PBoC untuk memberikan kebijakan lebih longgar. Pelaku pasar memproyeksikan PBoC bakal memangkas suku kembang dan RRR pekan depan, setelah pemangkasan terakhirnya pada September tahun lalu.
(kil/kil)