ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kemenangan Real Madrid atas Atletico Madrid di leg kedua 16 besar Liga Champions menyisakan perdebatan soal gol Julian Alvarez nan dibatalkan. Apa dasar wasit Szymon Marciniak menerapkan keputusan tersebut?
Duel Atletico vs Madrid di Stadion Metropolitano pada Kamis (13/3/2025) awal hari WIB kudu diselesaikan via adu penalti setelah skor agregat dalam dua laga berhujung sama kuat 2-2. Pada babak tos-tosan, Madrid keluar sebagai pemenang dengan skor 4-2.
Alvarez berbareng Marcos Llorente menjadi dua penyelenggara Atletico nan gagal. Namun sebetulnya hanya Llorente nan tak bisa mencetak gol. Alvarez sukses membobol gawang Thibaut Courtois, namun kemudian dianulir usai ada intervensi dari VAR.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tak terlihat jelas oleh mata awam, namun VAR menegaskan bahwa Alvarez menyentuh bola dua kali saat mengambil tendangan penalti. Ia terpeleset saat berlari mendekati bola hingga kaki kirinya mengenai bola sebelum melepaskan tembakan dengan kaki kanan.
"Pemain Atleti, nomor 19 (Alvarez) player, dua kali menyentuh bola saat menendang penalti," begitu bunyi rekomendasi VAR, seperti dikutip Independent. Wasit lantas menunjukkan ekspresi dua jari tanda Alvarez menyentuh bola dua kali dengan kakinya.
Wasit Szymon Marciniak memberi indikasi Julian Alvarez telah menyentuh bola dua kali saat menendang penalti. Foto: Getty Images/Fantasista
Mengacu laws of the game terbaru pasal 14 ayat 1 mengenai tendangan penalti, tertulis bahwa "penendang tak boleh memainkan bola lagi sampai bola itu menyentuh pemain lain." Jadi, saat bola mengenai kaki kiri Alvarez ketika dia terpeleset, itu sudah terhitung ditendang oleh striker Argentina tersebut.
Ketika Alvarez melanjutkan pergerakan dan menendang bola dengan kaki kanannya, di sanalah patokan pasal 14 ayat 1 telah dilanggar. Sebagai pengingat, patokan ini juga bertindak di waktu normal.
Semisal tembakan penalti seorang pemain mengenai tiang, maka bola rebound tak boleh langsung disambar si penendang lantaran itu artinya dia memainkan bola lagi sebelum mengenai pemain lain. Jika terjadi di waktu normal, hukumannya adalah gol dianulir dan musuh mendapat tendangan bebas.
Dengan demikian, keputusan Marciniak sudah tepat jika merujuk aturan. Jika ada sorotan, itu adalah ketiadaan penjelasan kepada suporter di stadion, sehingga banyak nan mengira skor adu penalti menjadi 2-2 usai Alvarez menendang, padahal tetap 2-1 untuk Madrid.
Menurut catatan BBC, perihal semacam ini pernah terjadi sebelumnya di Premier League. Salah satu contoh kasus nan ada ialah penalti Riyad Mahrez saat menghadapi Manchester City pada 2017.
Saat itu dia tetap memperkuat Leicester City, dan dia juga terpeleset ketika menendang bola dengan kaki kiri. Bola kemudian mengenai kaki kanannya sebelum masuk ke gawang. Wasit akhirnya menganulir gol itu lantaran Mahrez dua kali menyentuh bola.
(adp/aff)