ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Indonesia mempunyai potensi pasar game nan besar dengan nilai nan diestimasikan mencapai US$2 miliar (Rp33 triliun). Sayangnya, 'harta karun' pendapatan tersebut belum maksimal dimanfaatkan oleh para developer game lokal.
"US$2 miliar dolar pangsa pasar dari game di Indonesia, 95% potensi ini diambil oleh para game developer luar. Kita baru 5%," kata Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, ditemui dalam aktivitas peluncuran program Google Play x Unity 2025, beberapa saat lalu.
Ia mengatakan pentingnya meningkatkan pengembangan game lokal Hasil produknya kemudian bisa disalurkan ke platform seperti Google Play.
Pemerintah juga bakal terus datang di setiap tahapan. Jadi, bisa mendukung industri game tanah air lebih besar lagi.
"Kemudian gimana juga corak kelak kehadiran pemerintah di beragam tahapan sehingga nan dikurasi kelak nan lebih baik ini terus kita dukung untuk lebih besar lagi," jelasnya.
Salah satu nan dilakukan adalah melakukan pendampingan mengenai kekayaan intelektual. Pihaknya bisa mendampingi developer agar produknya tak bisa dibajak saat dipasarkan.
Dalam kesempatan nan sama, Vice President, Platforms & Devices Partnerships Asia Pacific Google, Karen Teo mengatakan developer telah menghasilkan Rp 2,14 triliun di Indonesia pada 2023 saja. Namun, tetap banyak nan dihasilkan oleh pasar global.
"Hanya pada tahun 2023 kami memandang Rp 2,14 triliun nan dibuat developer Indonesia. Dari itu, Rp 682 miliar dari luar negeri, pasar global," jelasnya.
Pengembang game dan aplikasi di Indonesia memang terus berkembang. Laporan Google Play menyebut Indonesia sebagai pemain kuat untuk penemuan developer. Tercatat, Indonesia menjadi nomor 12 terbesar di Google Play, dengan jumlah 10.400 developer dan 33.800 aplikasi aktif.
Ekosistem developer juga menciptakan sebanyak 170 ribu lapangan pekerjaan langsung, tidak langsung, dan mengenai ekosistem. Laporan nan sama mencatat ada 7.100 aplikasi nan diluncurkan per tahun 2023, dengan 60 aplikasi menggunakan teknologi AI terbaru.
Pelatihan untuk para developer terus dilakukan. Termasuk dari program Google Play nan melatih 200 ribu developer sejak 2018.
"Saya pikir sangat selaras dengan pemerintah Indonesia untuk mengetahui talenta dan membangun kontribusi nan berarti dalam tujuan strategis Indonesia," kata Karen.
Salah satu nan dilakukan adalah kerja sama Google Play dengan Unity. Program tersebut sudah dilakukan sejak 2022 dengan kerja sama sejumlah pihak dari pemerintah hingga Asosiasi Games Indonesia.
Sejak 2023-2024 sudah 1.300 developer nan dilatih dan tahun ini bakal ada 500 pengembang. Terdapat dua segmen tambahan ialah AI dan juga internship.
"Kami mempunyai support penempatan magang tahun ini. Dan AGI membantu menjembatani, seperti memastikan training hingga penempatan kerja nan sebenarnya dan pengalaman langsung," dia menuturkan.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: