ARTICLE AD BOX
Jakarta -
CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani mengungkapkan pihaknya bakal mengelola aset di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) seperti Gelora Bung Karno (GBK).
Rosan nan juga Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM mengatakan aset GBK pada 8 tahun lampau tercatat senilai US$ 25 miliar alias sekitar Rp 420 triliun. Aset tersebut secara resmi bakal dikelola di bawah Danantara.
"Akan dimasukkan aset lain dan itu adalah nan kita ada di sini, GBK. nan ada di Mensetneg nan nilainya di value 8 tahun nan lampau itu nilainya US$ 25 miliar. Nah jadi GBK dan seluruh letak nan ada di sini bakal dimasukkan ke dalam Danantara," kata Rosan kepada wartawan di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (28/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah aset GBK masuk Danantara, Rosan menyebut bakal dilakukan perencanaan matang agar bisa menjadi aset nan produktif dan menghasilkan untung dari aset nan diinvestasikan.
"Jadi GBK dan seluruh letak nan ada di sini bakal dimasukkan ke dalam Danantara dan dilakukan perencanaan nan matang agar ini menjadi aset nan produktif, aset nan bisa menghasilkan baik dari return of asset, return of investment sesuai dengan parameter alias kriteria benchmarking dengan nan lainnya," ucap Rosan.
Rosan menyebut sejauh ini aset nan telah masuk Danantara sebesar US$ 982 miliar nan berasal dari 844 BUMN (termasuk anak dan cicit usaha). Dengan masuknya aset GBK, Danantara bakal mengelola aset hingga US$ 1 triliun.
"Jadi itu ada anak, cucu, cicit, di bawahnya cicit lagi. Jadi jika di total itu ada 844 perusahaan dan itu sudah resmi milik Danantara sejak 21 Maret 2025. Jadi kami bisa melakukan konsolidasi dan kami sudah lakukan secara berjenjang terhadap nan besar-besar nan punya akibat besar terhadap perekonomian," beber Rosan.
(aid/rrd)